Kutai Timur Diterjang Banjir Jelang Lebaran: Dampak Meluas dan Kebutuhan Mendesak Meningkat
Kutai Timur Diterjang Banjir Jelang Lebaran: Dampak Meluas dan Kebutuhan Mendesak Meningkat
Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, tengah menghadapi tantangan berat menjelang Hari Raya Idul Fitri 2025. Banjir dengan ketinggian mencapai 1,5 meter melanda wilayah ini, mengakibatkan ratusan rumah terendam dan aktivitas warga lumpuh. Intensitas curah hujan yang tinggi beberapa hari terakhir menjadi faktor utama penyebab meluapnya Sungai Sangatta, yang memicu bencana banjir ini.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Timur, lebih dari 200 rumah di dua kecamatan, yaitu Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, terdampak banjir. Ketinggian air Sungai Sangatta menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Pada tanggal 22 Maret 2025, ketinggian air di intake IPA Kabo sempat mencapai RL 7,72, kemudian turun menjadi RL 6,30 pada keesokan harinya. Meskipun terjadi penurunan, potensi hujan susulan tetap tinggi, sehingga warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.
Upaya Penyelamatan dan Evakuasi Warga
Tim SAR gabungan dari berbagai instansi, termasuk BPBD, Basarnas, TNI, dan Polri, telah dikerahkan untuk mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan perahu karet di beberapa lokasi terdampak, seperti Jalan Pinang Dalam, PDAM RT 22, dan Gang Banjar. Kepala Pos SAR Sangatta, Aurelius Godja, menyatakan bahwa timnya telah mengevakuasi beberapa kepala keluarga dan mereka saat ini mengungsi di rumah keluarga terdekat.
Kondisi Warga Terdampak dan Kebutuhan Mendesak
Warga yang terdampak banjir mengalami kesulitan, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan. Samsul (43), seorang warga Desa Sangatta Selatan, mengungkapkan bahwa ia dan keluarganya belum menerima bantuan makanan yang memadai sejak mengungsi ke Masjid Babussalam. Dapur umum juga belum tersedia, sehingga warga kesulitan untuk menyiapkan makanan.
Sudiarti (38), seorang ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Gunung Tehnik, juga mengeluhkan hal yang sama. Ia mengaku baru menerima satu kali bantuan nasi bungkus dalam tiga hari terakhir. Kondisi ini sangat memprihatinkan, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Bantuan Mulai Berdatangan
Sejumlah bantuan mulai disalurkan kepada warga terdampak. Dinas Sosial Kabupaten Kutai Timur telah mengirimkan bantuan ke wilayah Kecamatan Bengalon. Selain itu, PT Subur Abadi Plantations (SAP), anak perusahaan Astra Agro, turut menyalurkan sembako bagi korban banjir di Sangatta. Kepala Dinas Sosial Kutai Timur, Haryanto, menyatakan bahwa pihaknya berupaya menyalurkan bantuan secara bertahap, terutama untuk warga yang tidak bisa memasak di pengungsian.
Polda Kalimantan Timur juga menurunkan personel dari Ditpolairud untuk membantu proses evakuasi dan pendistribusian bantuan. Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengatakan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan BPBD untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
Kebutuhan Mendesak yang Belum Terpenuhi
Meskipun bantuan mulai berdatangan, kebutuhan mendesak seperti makanan siap saji, air bersih, selimut, obat-obatan dan perlengkapan bayi masih belum terpenuhi. Sejumlah warga berharap agar dapur umum segera dibuka agar mereka dapat menjalani Ramadan dengan lebih layak.
BPBD Kutai Timur terus mengimbau masyarakat untuk tetap siaga, terutama terhadap kemungkinan datangnya air kiriman dari hulu Sungai Sangatta yang dapat memperburuk kondisi. Kepala BPBD Kutai Timur, Idris Syam, menyatakan bahwa pemerintah daerah dan relawan akan terus berupaya menyalurkan bantuan dan memastikan kebutuhan warga terpenuhi dalam beberapa hari ke depan.
Tim SAR masih melakukan pemantauan di sejumlah titik rawan banjir. Masyarakat diminta untuk mengikuti arahan petugas demi menjaga keselamatan bersama.
Rangkuman Poin Penting:
- Banjir melanda Kutai Timur menjelang Lebaran 2025.
- Lebih dari 200 rumah terendam di dua kecamatan.
- Tim SAR gabungan melakukan evakuasi warga.
- Warga kesulitan memenuhi kebutuhan makanan.
- Bantuan mulai disalurkan, namun kebutuhan mendesak masih belum terpenuhi.
- Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap banjir susulan.