Rahasia Panjang Umur Ala Korea: Tren Diet MIND yang Menggabungkan Kearifan Mediterania dan DASH

Rahasia Panjang Umur Ala Korea: Tren Diet MIND yang Menggabungkan Kearifan Mediterania dan DASH

Gelombang baru kesadaran akan kesehatan dan penuaan yang sehat tengah melanda Korea Selatan, khususnya di kalangan generasi muda. Bukan sekadar perawatan kulit atau operasi plastik, fokus kini beralih ke dalam, ke pola makan yang dipercaya dapat memperlambat proses penuaan. Tren ini dikenal dengan adopsi diet MIND (Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay), sebuah pendekatan nutrisi yang menjanjikan umur panjang dan kesehatan optimal.

Diet MIND: Perpaduan Kekuatan Mediterania dan DASH

Diet MIND bukanlah konsep yang benar-benar baru, namun popularitasnya di Korea Selatan dipicu oleh tokoh-tokoh seperti Profesor Jung Hee-won, seorang dokter spesialis geriatri di Asan Medical Center, Seoul. Profesor Jung, yang dikenal sebagai pelopor tren slow aging di Korea, memperkenalkan diet ini sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang holistik.

Diet MIND sendiri merupakan kombinasi cerdas dari dua pola makan yang telah terbukti manfaatnya secara ilmiah: Diet Mediterania dan Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Diet Mediterania menekankan konsumsi makanan alami dan minim proses, dengan fokus pada keseimbangan antara biji-bijian utuh dan protein tanpa lemak. Sementara itu, Diet DASH dirancang untuk mencegah dan mengatasi hipertensi, dengan mengurangi asupan garam, lemak jenuh, dan kolesterol.

Prinsip Utama Diet MIND Ala Korea

Adaptasi diet MIND di Korea Selatan memiliki beberapa prinsip utama yang disesuaikan dengan budaya dan preferensi lokal. Dalam bukunya, "Slow Aging Diet", Profesor Jung menguraikan enam pilar utama diet MIND ala Korea:

  • Prioritaskan Biji-bijian Utuh dan Kacang-kacangan: Sumber nutrisi esensial yang memberikan energi berkelanjutan dan kaya serat.
  • Konsumsi Sayur dan Buah Berlimpah: Sumber vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk kesehatan sel dan kekebalan tubuh.
  • Minyak Zaitun Sebagai Andalan: Lemak sehat yang mendukung kesehatan jantung dan otak.
  • Ikan dan Unggas Lebih Sering, Daging Merah Dibatasi: Sumber protein tanpa lemak yang lebih sehat daripada daging merah olahan.
  • Kurangi Gula dan Biji-bijian Olahan: Hindari makanan dan minuman manis, gorengan, serta camilan yang dapat memicu peradangan dan resistensi insulin.
  • Batasi Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan.

Modifikasi Diet MIND untuk Lidah Korea

Salah satu adaptasi penting dalam diet MIND ala Korea adalah penggantian nasi putih, makanan pokok tradisional, dengan campuran biji-bijian yang lebih sehat. Profesor Jung merekomendasikan campuran lentil, gandum, beras merah, dan beras putih dengan perbandingan 4:2:2:2. Kombinasi ini membantu memperlambat peningkatan kadar gula darah dan meningkatkan asupan protein dari kacang-kacangan.

Selain itu, diet ini juga menekankan pembatasan makanan gorengan dan camilan olahan. Profesor Jung menyarankan untuk mengonsumsi makanan gorengan tidak lebih dari sekali seminggu, dan camilan tidak lebih dari 30 gram dan maksimal empat kali seminggu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi asupan lemak trans, yang dapat menyebabkan peradangan dan resistensi insulin.

Lebih dari Sekadar Diet: Gaya Hidup yang Seimbang

Profesor Jung menekankan bahwa diet slow aging bukanlah solusi instan, melainkan bagian dari gaya hidup yang seimbang. Faktor-faktor seperti tidur yang cukup, manajemen stres, dan perspektif positif terhadap kehidupan juga memainkan peran penting dalam proses penuaan yang sehat.

"Menua itu tidak mudah. Kebiasaan gaya hidup seperti olahraga dan nutrisi hanyalah hasil dari prinsip-prinsip cara kita menjalani hidup. Jika kita melihat secara mendasar, ada faktor-faktor seperti stres dan tidur, dan keseimbangan hidup ini pada akhirnya tercipta dari perspektif kita terhadap kehidupan," ujarnya.

Sebagai contoh, kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan sensitivitas terhadap stres, dan memicu keinginan untuk mengonsumsi makanan manis sebagai pelarian, yang pada akhirnya merusak pola makan sehat.

Dengan menggabungkan prinsip-prinsip diet MIND dengan gaya hidup yang seimbang, masyarakat Korea Selatan berharap dapat meraih umur panjang dan kualitas hidup yang lebih baik. Tren ini bukan hanya tentang makanan, tetapi tentang perubahan pola pikir dan komitmen untuk merawat diri secara holistik.