Kadin Dukung Pengembangan Energi Nuklir: Diversifikasi Energi dan Daya Saing Indonesia

Kadin Dukung Pengembangan Energi Nuklir: Diversifikasi Energi dan Daya Saing Indonesia

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Langkah ini diyakini sebagai strategi kunci dalam diversifikasi sumber energi dan peningkatan daya saing ekonomi nasional. Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia, Aryo Djojohadikusumo, menekankan peningkatan investasi global pada PLTN sebagai pendorong utama dukungan ini. Menurutnya, tren investasi global di sektor nuklir terus meningkat, sebuah momentum yang tidak boleh dilewatkan Indonesia untuk mengamankan akses energi masa depan yang bersih dan berkelanjutan.

Aryo menjelaskan bahwa dukungan Kadin sejalan dengan upaya agresif pemerintah dalam mendorong dekarbonisasi industri melalui penguatan infrastruktur dan penarikan investasi energi baru terbarukan (EBT). Investasi besar diproyeksikan akan mengalir ke sektor energi hijau dan terbarukan, termasuk industri pendukung seperti pengolahan mineral strategis. Hal ini selaras dengan rencana kerja Bidang ESDM Kadin Indonesia 2024-2029 yang memprioritaskan energi baru, terbarukan, dan konservasi energi. Data dari Pusat Data Kadin Indonesia Bidang ESDM, mengutip laporan International Energy Agency (IEA) Januari 2025, memperkuat pandangan ini. Laporan tersebut memprediksi peningkatan investasi nuklir global secara signifikan dalam beberapa skenario:

  • The Stated Policies Scenario (STEPS): Investasi meningkat dari US$ 65 miliar per tahun menjadi US$ 70 miliar pada 2030, dengan kapasitas reaktor mendekati 650 GW pada 2050.
  • The Announced Pledges Scenario (APS): Investasi mencapai US$ 120 miliar per tahun pada 2030, dengan kapasitas reaktor meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2050.
  • Net Zero Emissions Scenario: Investasi mencapai US$ 150 miliar per tahun pada 2030, dan kapasitas terpasang mencapai 1.000 GW pada 2050.

Lebih lanjut, Aryo menyoroti peran penting energi nuklir sebagai sumber energi rendah emisi. Data menunjukkan bahwa lebih dari 410 reaktor nuklir beroperasi di 30 negara pada 2023, menyumbang 9 persen pasokan listrik global. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 420 reaktor pada 2025. Keunggulan PLTN, selain emisi rendah (kedua setelah tenaga hidro), meliputi kemampuan memproduksi listrik yang lebih tinggi dibandingkan energi angin dan surya (20 persen lebih tinggi dari angin dan 70 persen lebih tinggi dari solar panel). PLTN juga mampu menyediakan panas untuk industri dan proses desalinasi air laut.

Keberhasilan energi nuklir dalam mengurangi emisi karbon dioksida juga tidak dapat diabaikan. Sejak 1971, energi nuklir telah mengurangi 72 gigaton emisi CO2 dari pembangkit berbasis bahan bakar fosil, sekaligus memperkuat ketahanan energi sejumlah negara. Kadin sendiri telah meluncurkan inisiatif "Indonesia Hijau" pada 2025, yang bertujuan untuk menarik investasi dalam proyek-proyek EBT dengan memberikan insentif bagi investor. Terdapat tiga negara yang telah mengajukan proposal pembangunan PLTN di Indonesia, yaitu Amerika Serikat (Westinghouse Electric Corporation), Rusia (Rosatom), dan Tiongkok (China National Nuclear Corporation). Ketiga proposal ini, yang melibatkan anggota Kadin, masih dalam tahap negosiasi dengan pemerintah Indonesia untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

Kesimpulannya, dukungan Kadin terhadap pengembangan PLTN di Indonesia merupakan langkah strategis untuk diversifikasi energi, peningkatan ketahanan energi nasional, dan pengurangan emisi karbon. Kerja sama dengan investor internasional akan menjadi kunci keberhasilan proyek ini, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.