Berkurangnya Biawak Picu Ledakan Populasi Kobra di Banyuwangi: Habitat Terdesak dan Perburuan Ancam Keseimbangan Ekosistem
Ledakan Populasi Kobra di Banyuwangi: Perburuan Biawak dan Hilangnya Habitat Jadi Sorotan
Banyuwangi, Jawa Timur - Kekhawatiran masyarakat Banyuwangi meningkat seiring dengan seringnya penemuan ular kobra di area pemukiman, terutama saat musim hujan. Meskipun ular memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, kehadiran mereka di dekat manusia menimbulkan potensi bahaya.
Dicky Dwi Cahya, seorang relawan dari Banyuwangi Reptile Community (BRC), satu-satunya komunitas penyelamatan reptil di ujung timur Pulau Jawa, mengungkapkan bahwa fenomena ini tidaklah mengejutkan. Menurutnya, ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan populasi kobra di sekitar area pemukiman, mulai dari perubahan iklim yang tidak menentu hingga penyempitan habitat akibat pembangunan.
Peran Biawak dalam Mengendalikan Populasi Ular
Salah satu faktor kunci yang disoroti oleh Dicky adalah berkurangnya populasi biawak. Biawak berperan sebagai predator alami telur ular, sehingga membantu mengendalikan populasi ular secara alami. Sayangnya, perburuan biawak yang dilakukan oleh manusia telah mengganggu keseimbangan ekosistem ini.
"Indikator meningkatnya ular kobra di sebuah kawasan adalah ketika populasi biawak berkurang," ujar Dicky.
Praktik perburuan biawak tidak hanya dilakukan untuk konsumsi, tetapi juga sebagai ajang kesenangan. Beberapa oknum bahkan menggunakan biawak sebagai sasaran tembak untuk menguji senapan angin mereka, tanpa mempedulikan dampaknya terhadap ekosistem.
"Banyak saya temui. Kadang hanya buat sensasi nembak. Kalau sudah begitu, saya peringatkan," tegas Dicky.
Edukasi dan Konservasi: Upaya Menjaga Keseimbangan Ekosistem
Melihat kondisi ini, Dicky dan BRC berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem. Mereka aktif memberikan edukasi kepada masyarakat yang tinggal di dekat habitat ular, siswa sekolah, dan mahasiswa.
Selain itu, BRC juga rutin mengadakan pertemuan setiap minggu di Taman Sritanjung atau Terminal Terpadu Sobo. Dalam kegiatan ini, anggota BRC membawa hewan peliharaan mereka dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang ular dan reptil lainnya.
"Kami bawa pet kami, jika ada masyarakat yang bertanya, kami dengan senang hati menerangkan agar masyarakat juga lebih paham tentang ular," jelas Dicky.
Upaya Konservasi yang Perlu Digalakkan
Untuk mengatasi masalah ledakan populasi kobra, diperlukan upaya konservasi yang komprehensif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Menghentikan perburuan biawak: Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menghentikan praktik perburuan biawak yang tidak bertanggung jawab.
- Melindungi habitat ular dan biawak: Pembangunan harus dilakukan dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap habitat alami ular dan biawak.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat: Edukasi tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem perlu terus digalakkan.
- Penelitian dan monitoring: Penelitian tentang populasi ular dan biawak perlu dilakukan secara berkala untuk memantau kondisi populasi dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Dengan upaya bersama, diharapkan populasi kobra dapat dikendalikan dan keseimbangan ekosistem di Banyuwangi dapat terjaga.