Antisipasi Banjir Rob, Jakarta Siagakan Ratusan Pompa dan Perkuat Infrastruktur Pesisir

Jakarta bersiap menghadapi potensi banjir rob yang diperkirakan akan melanda wilayah pesisir pada tanggal 28-29 Maret mendatang. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, telah menginstruksikan jajaran terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan memastikan infrastruktur penanggulangan banjir berfungsi optimal.

Langkah Antisipasi Proaktif

Gubernur Pramono menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah mengoperasikan hampir 500 pompa air yang tersebar di berbagai titik rawan banjir di wilayah ibu kota. Langkah ini diambil sebagai upaya meminimalkan dampak genangan air akibat banjir rob. Beliau optimis bahwa dengan persiapan yang matang, potensi banjir rob dapat diatasi dengan baik.

"Kita terus pantau dan siagakan seluruh sumber daya yang ada. Pompa-pompa air kita pastikan berfungsi maksimal untuk mempercepat penyurutan air," ujar Pramono di Balai Kota Jakarta, Minggu (23/3/2025).

Tiga Kategori Banjir di Jakarta

Pramono menjelaskan bahwa permasalahan banjir di Jakarta kompleks dan dapat dikategorikan menjadi tiga jenis utama:

  • Banjir Kiriman: Air bah yang berasal dari wilayah hulu atau daerah aliran sungai (DAS) yang melintasi Jakarta.
  • Banjir Lokal: Genangan yang disebabkan oleh curah hujan tinggi dan sistem drainase yang kurang optimal atau tersumbat.
  • Banjir Rob: Banjir yang terjadi akibat pasang air laut yang melimpas ke daratan, terutama di wilayah pesisir.

"Dalam beberapa waktu terakhir, kita menghadapi kombinasi dari ketiga jenis banjir ini. Namun, berkat koordinasi yang baik dan kerja keras seluruh jajaran, kita mampu mengendalikan situasi," tambahnya.

Modifikasi Cuaca dan Peran BMKG

Pemprov Jakarta juga mengapresiasi peran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam memberikan informasi dan prediksi cuaca yang akurat. Berdasarkan laporan BMKG, potensi hujan dengan intensitas tinggi sebenarnya diprediksi terjadi pada pertengahan Februari lalu. Namun, Pemprov Jakarta mengambil langkah antisipatif dengan melakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan di wilayah daratan.

"Dengan modifikasi cuaca, kita berupaya mengarahkan curah hujan ke wilayah laut, sehingga mengurangi potensi banjir di daratan," jelas Pramono.

Sinergi dengan Pemerintah Pusat

Selain upaya internal, Pemprov Jakarta juga menjalin kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperkuat infrastruktur penanggulangan banjir rob. Salah satu fokus utama adalah pembangunan dan perkuatan turap di wilayah pesisir.

"Pembangunan turap ini sangat penting untuk menahan limpasan air laut saat terjadi pasang tinggi. Kita akan terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk mempercepat penyelesaian proyek-proyek strategis di wilayah pesisir," tutur Pramono.

Transparansi Informasi kepada Publik

Pramono menekankan pentingnya penyebaran informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat terkait potensi ancaman banjir. Pemprov Jakarta akan terus mengumumkan informasi terbaru berdasarkan data dan analisis dari BMKG agar masyarakat dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan evakuasi yang diperlukan.

"Kami akan terus menginformasikan kepada publik agar semuanya siaga dan waspada. Informasi dari BMKG menjadi acuan utama kami dalam mengambil tindakan pencegahan dan penanggulangan banjir," pungkas Pramono.