Eks Pelatih Liga Belanda Kritik Kebijakan Naturalisasi Timnas Indonesia
Eks Pelatih Liga Belanda Kritik Kebijakan Naturalisasi Timnas Indonesia
Kebijakan naturalisasi pemain keturunan yang diterapkan Timnas Indonesia kembali menuai sorotan. Kali ini, kritik pedas datang dari Robert Maaskant, mantan pelatih yang pernah malang melintang di Liga Belanda. Ia menilai, kualitas pemain naturalisasi yang membela skuad Garuda cenderung overrated atau dinilai terlalu tinggi.
Pernyataan Maaskant muncul di tengah derasnya arus pemain keturunan yang dinaturalisasi untuk memperkuat Timnas Indonesia. Di era kepemimpinan Erick Thohir di PSSI, tercatat sudah 19 pemain diaspora yang resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Nama-nama seperti Emil Audero Mulyadi, Joey Pelupessy, dan Dean James menjadi contoh terbaru dari kebijakan ini. Dean James bahkan sudah mencicipi debutnya bersama Timnas Indonesia dalam laga kontra Australia, meski berakhir dengan kekalahan telak 1-5.
Dalam pertandingan melawan Australia di Sydney Football Stadium, terlihat jelas dominasi pemain naturalisasi dalam starting eleven Timnas Indonesia. Tercatat, 10 dari 11 pemain yang diturunkan adalah pemain diaspora. Marselino Ferdinan menjadi satu-satunya pemain yang lahir dan besar di Indonesia yang menghiasi starting line up kala itu. Fakta ini memicu perdebatan mengenai efektivitas dan urgensi program naturalisasi yang dijalankan PSSI.
Maaskant secara blak-blakan menyatakan keraguannya terhadap motivasi para pemain keturunan yang memilih membela Timnas Indonesia. Ia berpendapat, para pemain ini tidak akan memilih Indonesia jika memiliki kesempatan untuk bermain bagi Timnas Belanda. Hal ini secara implisit mempertanyakan komitmen dan kualitas para pemain naturalisasi tersebut.
"Sekarang ada 10 pemain Belanda di starting line up, tapi kemudian Australia, yang bertahun-tahun bermain di Piala Dunia, ternyata terlalu kuat," ujar Maaskant, seperti dikutip dari Sportnieuws.
"Para pemain ini tak akan memilih Indonesia kalau mereka memenuhi syarat untuk bermain bagi Timnas Belanda," imbuhnya.
Pernyataan Maaskant ini tentu menjadi tamparan keras bagi PSSI dan Timnas Indonesia. Di satu sisi, naturalisasi pemain memang dapat meningkatkan kualitas tim secara instan. Namun, di sisi lain, hal ini juga dapat menggerus kesempatan bagi pemain lokal untuk berkembang dan bersaing di level internasional. Selain itu, komitmen dan rasa nasionalisme para pemain naturalisasi juga seringkali menjadi pertanyaan.
Indonesia sendiri masih berjuang untuk merealisasikan mimpi lolos ke Piala Dunia untuk pertama kalinya. Pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Indonesia tergabung di Grup C bersama Jepang, Australia, China, Bahrain, dan Arab Saudi. Pertandingan selanjutnya, Indonesia akan menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada tanggal 23 Maret 2025. Laga ini akan menjadi krusial bagi kedua tim dalam upaya mengamankan tiket ke putaran final.
Klasemen Sementara Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026:
Peringkat | Tim | Poin |
---|---|---|
1 | Jepang | 19 |
2 | Australia | 10 |
3 | Arab Saudi | 9 |
4 | Indonesia | 6 |
5 | Bahrain | 6 |
6 | China | 6 |
Dengan persaingan yang ketat di Grup C, Timnas Indonesia membutuhkan strategi yang tepat dan performa terbaik dari seluruh pemain, baik pemain lokal maupun naturalisasi, untuk dapat meraih hasil maksimal dan mewujudkan mimpi tampil di Piala Dunia. Kritik dari Maaskant ini seharusnya menjadi bahan evaluasi bagi PSSI untuk meninjau kembali kebijakan naturalisasi dan memastikan bahwa pemain yang dinaturalisasi benar-benar memiliki kualitas dan komitmen yang tinggi untuk membela Merah Putih.