Fenomena Langka: Bunga Bangkai Raksasa Mekar Dua Tahun Berturut-Turut di Kebun Raya Cibodas

Bunga Bangkai di Cibodas Kembali Mekar: Anomali yang Memukau

Kebun Raya Cibodas kembali menjadi sorotan dengan mekarnya bunga bangkai (Amorphophallus titanum) untuk kedua kalinya dalam dua tahun terakhir. Fenomena ini tergolong langka, mengingat siklus normal mekarnya bunga bangkai adalah sekitar empat tahun sekali. Mekarnya bunga bangkai ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan peneliti.

Menurut rilis resmi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bunga bangkai ini terakhir kali mekar pada April 2024, kemudian mengalami masa dormansi selama delapan bulan sebelum kembali berbunga pada Maret 2025. Hal ini berbeda dengan siklus normalnya, di mana bunga bangkai seharusnya melewati fase vegetatif (berdaun) terlebih dahulu sebelum kembali berbunga.

Peneliti Ahli Muda Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah KKI Kebun Raya Cibodas, BRIN, Destri menjelaskan bahwa spesimen dengan nomor koleksi 76 ini diperkirakan baru akan berbunga kembali pada tahun 2028, sesuai dengan siklus empat tahunan setelah mekarnya di tahun 2024. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan hal yang berbeda.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemekaran yang Tidak Lazim

Destri menjelaskan bahwa mekarnya bunga bangkai ini lebih cepat dari perkiraan disebabkan oleh tanaman tersebut melewatkan fase vegetatif. Setelah mekar pada April 2024, tanaman langsung memasuki fase dormansi selama delapan bulan dan kemudian langsung berbunga kembali di tahun 2025. Seharusnya, setelah fase dormansi, tanaman akan memasuki fase vegetatif, kemudian dormansi lagi, baru kemudian berbunga. Siklus normal ini membutuhkan waktu 3-4 tahun hingga tanaman kembali berbunga.

Lebih lanjut, Destri menambahkan bahwa kondisi tanaman yang sangat subur dan sehat menjadi faktor utama yang memungkinkan bunga bangkai ini untuk menyimpan cadangan makanan yang berlimpah di dalam umbinya. Cadangan makanan yang cukup ini memungkinkan tanaman untuk berbunga kembali tanpa harus melalui fase vegetatif. Bahkan, ukuran bunga yang mekar saat ini lebih tinggi 3 cm dibandingkan dengan mekaran sebelumnya.

Unit pengelolaan koleksi ilmiah Kebun Raya Cibodas mencatat bahwa tunas bunga bangkai ini mulai teramati pada tanggal 18 Januari 2025. Bunga tersebut mekar sempurna pada Jumat malam, 21 Maret 2025, pukul 22.25 WIB, dengan tinggi spadiks (tongkol bunga) mencapai 313 cm dan lebar spatha (seludang bunga) 142 cm.

Bunga yang mekar ini berasal dari biji yang disemai pada tahun 2004 dari induk tanaman koleksi No.28 yang berasal dari Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat. Koleksi ini dikumpulkan oleh Alm. R. Subekti Purwantoro, dkk.

Fakta Unik Bunga Bangkai

Berikut adalah beberapa fakta unik tentang bunga bangkai (Amorphophallus titanum):

  • Asal-Usul: Tanaman ini merupakan tanaman asli Indonesia yang endemik dari Sumatera. Pertama kali ditemukan oleh Dr. Odoardo Beccari pada tahun 1878 di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat.
  • Aroma Khas: Bunga bangkai mengeluarkan aroma yang khas seperti bau bangkai, yang berfungsi untuk menarik serangga penyerbuk.
  • Perbungaan Terbesar: Amorphophallus titanum dikenal sebagai tanaman dengan perbungaan terbesar di dunia (the giant inflorescent in the world).
  • Bentuk Perbungaan: Perbungaannya menjulang tinggi dengan tongkol atau spadiks yang dikelilingi oleh seludang bunga (spatha) yang saat mekar berwarna merah hati.
  • Status Konservasi: Amorphophallus titanum termasuk dalam kategori spesies terancam punah berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2018 dan keberadaannya dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.

Mekarnya bunga bangkai di Kebun Raya Cibodas menjadi pengingat akan pentingnya konservasi tumbuhan langka dan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Fenomena ini juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk lebih mengenal dan mengapresiasi keindahan alam Indonesia.