Kontroversi Rendang 'Raib': Willie Salim Dikecam Usai Masak 200 Kg di Palembang
Kontroversi Rendang 'Raib': Willie Salim Dikecam Usai Masak 200 Kg di Palembang
Aksi kreator konten Willie Salim memasak rendang dalam jumlah fantastis, 200 kilogram, di Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, Sumatera Selatan, berujung kontroversi. Video yang diunggah pada 20 Maret 2025 itu memicu beragam reaksi, mulai dari kritik hingga kecaman, bukan karena proses memasaknya, melainkan karena insiden hilangnya rendang yang belum matang.
Kronologi Kejadian
Willie Salim, yang dikenal dengan konten berbagi dan masak-masak dalam skala besar, awalnya berniat membuat rendang dalam jumlah besar sebagai bagian dari acara buka puasa bersama warga Palembang. Ia bahkan membeli seekor sapi seharga Rp 50 juta untuk mewujudkan niatnya. Proses memasak yang dilakukan di ruang publik menarik perhatian banyak warga yang antusias menyaksikan.
Namun, masalah muncul ketika Willie Salim izin ke toilet. Saat itulah, menurut laporan timnya, rendang yang sedang dimasak di wajan besar mendadak ludes diserbu warga. Video yang beredar menunjukkan wajan kosong, meski polisi telah berjaga di lokasi.
Reaksi dan Kecaman
Insiden ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Presenter senior Helmi Yahya menilai konten tersebut mempermalukan warga Palembang. Ia merasa citra yang timbul akibat video itu tidak mengenakkan dan tidak mencerminkan keseluruhan masyarakat Palembang.
Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, juga menyampaikan kekecewaannya. Ia meminta agar konten semacam itu tidak merusak nama baik Kota Palembang. Deru meyakini bahwa kejadian tersebut tidak akan terjadi jika persiapan dilakukan dengan baik.
Kantor hukum Ryan Gumay Law Firm bahkan melaporkan Willie Salim ke Polda Sumsel. Mereka menilai konten tersebut membuat gaduh dan merusak citra serta nama baik warga Palembang, berpotensi melanggar Undang-Undang ITE.
Pembelaan dan Permohonan Maaf Willie Salim
Menanggapi kontroversi yang muncul, Willie Salim menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh warga Palembang yang merasa tersakiti. Ia mengakui kurangnya persiapan sebagai penyebab utama insiden tersebut dan membantah adanya unsur rekayasa dalam kejadian hilangnya rendang. Ia mengklaim senang melihat antusiasme warga dan tidak kecewa dengan hilangnya rendang.
Penjelasan Pihak Kepolisian
Kapolsek Ilir Barat 1 Palembang, AKP Ricky Mozam, menjelaskan bahwa pihaknya hanya bertugas melakukan pengawasan dan pengamanan acara tersebut, tanpa terlibat dalam konsep acara maupun pembagian rendang. Ia juga menyoroti bahwa tim Willie Salim tidak menegur masyarakat yang mengambil rendang yang belum matang.
Dampak dan Pelajaran
Kontroversi ini menjadi pelajaran berharga bagi Willie Salim dan kreator konten lainnya untuk lebih memperhatikan dampak dari konten yang dibuat, terutama yang melibatkan masyarakat luas. Persiapan yang matang dan pengelolaan acara yang baik menjadi kunci untuk menghindari kejadian serupa di masa depan. Insiden ini juga memicu diskusi tentang etika pembuatan konten dan tanggung jawab kreator terhadap citra suatu daerah atau kelompok masyarakat.
- Kontroversi: Hilangnya rendang memicu perdebatan dan reaksi negatif.
- Kritik: Banyak pihak mengecam konten tersebut karena dianggap mempermalukan Palembang.
- Laporan Polisi: Willie Salim dilaporkan ke polisi atas dugaan pelanggaran UU ITE.
- Permohonan Maaf: Willie Salim meminta maaf dan membantah adanya rekayasa.
- Pelajaran: Kejadian ini menjadi pelajaran tentang etika konten dan persiapan acara.