Tragedi di Lombok Utara: Pemuda ASN Diduga Bunuh Diri Akibat Tekanan Kasus Hukum, Propam Polda NTB Turun Tangan

Dugaan Bunuh Diri ASN di Lombok Utara Picu Sorotan Terhadap Penegakan Hukum

Kasus tragis yang menimpa RW (27), seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) asal Desa Sesait, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah memicu gelombang keprihatinan dan pertanyaan serius mengenai praktik penegakan hukum di wilayah tersebut. RW ditemukan meninggal dunia, diduga akibat bunuh diri, setelah dituduh terlibat dalam kasus pencurian oleh Polsek Kayangan.

Sebelum kejadian nahas ini, RW sempat mengunggah pesan menyentuh di media sosial yang mengindikasikan tekanan berat yang dialaminya. Pesan tersebut, bersama dengan secarik kertas bertuliskan "Kejujuran sudah tak berguna" yang ditemukan di kios miliknya, semakin memperkuat dugaan bahwa RW merasa putus asa.

Keluarga RW, terutama sang ayah, Nasrudin, meyakini bahwa anaknya tidak bersalah dan merasa tertekan akibat desakan dari pihak kepolisian untuk mengaku melakukan pencurian. Nasrudin menggambarkan RW sebagai sosok pemuda yang pekerja keras, yang rela merantau demi biaya kuliah dan berhasil lulus tes PPPK pada tahun 2023. Kepergian RW meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama bibinya, Nurhasanah, seorang penyandang disabilitas yang selama ini bergantung pada RW.

Reaksi Warga dan Investigasi Lebih Lanjut

Kematian RW memicu reaksi emosional dari warga Desa Sesait, yang merasa bahwa aparat penegak hukum tidak adil dalam menangani kasus ini. Warga mempertanyakan mengapa kasus yang dianggap sudah selesai secara kekeluargaan masih terus dilanjutkan oleh Polsek Kayangan.

Menanggapi situasi yang berkembang, Polda NTB telah mengambil langkah-langkah investigasi. Kabid Humas Polda NTB, AKBP Mohammad Kholid, menyatakan bahwa Propam Polda NTB sedang melakukan pemeriksaan terkait penanganan kasus RW. Selain Propam, Direskrimum Polda NTB juga turut serta dalam proses investigasi.

Kepala Ombudsman NTB, Dwi Sudarsono, menekankan pentingnya pengawasan terhadap tindakan aparat dalam menangani kasus RW. Ia menyarankan agar keluarga RW melaporkan kejadian ini kepada Propam Polda NTB untuk mendapatkan kejelasan dan keadilan.

Kilas Balik Perjuangan Hidup RW

Sebelum menjadi ASN, RW dikenal sebagai sosok pemuda yang gigih dan pekerja keras. Ia pernah merantau ke Malaysia untuk bekerja di ladang sawit sebelum akhirnya kembali ke Lombok. RW tidak menyerah pada keadaan dan terus berjuang untuk meraih pendidikan tinggi. Ia berhasil menyelesaikan kuliah sambil bekerja dan akhirnya diterima sebagai ASN pada tahun 2023.

Semangat dan impian RW tercermin dalam unggahan-unggahan media sosialnya. Ia aktif dalam berbagai kegiatan positif, termasuk berjualan takjil saat bulan Ramadhan. Bahkan, beberapa hari sebelum kejadian tragis ini, RW sempat memposting status motivasi tentang semangat perintis. Namun, unggahan-unggahan terakhirnya mengisyaratkan keputusasaan, termasuk klarifikasi bahwa ia tidak sengaja mengambil ponsel orang lain karena mengira itu miliknya, sampai foto pemandangan sawah yang luas seolah menjadi tanda perpisahan.

Kasus RW menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih mengedepankan prinsip keadilan, kemanusiaan, dan kehati-hatian dalam penegakan hukum. Investigasi yang transparan dan akuntabel diharapkan dapat mengungkap fakta yang sebenarnya dan memberikan keadilan bagi RW serta keluarganya.

Kronologi Singkat:

  • 15 Februari 2025: RW mengunggah status menyentuh di media sosial.
  • 6 Maret 2025: RW memposting status tentang semangat perintis dan berjualan takjil.
  • 8 Maret 2025: RW mengklarifikasi kesalahpahaman terkait tuduhan pencurian ponsel.
  • 17 Maret 2025: RW memposting foto sawah, diduga sebagai tanda perpisahan.
  • RW ditemukan meninggal dunia, diduga bunuh diri.

Tindakan yang diambil:

  • Propam Polda NTB melakukan pemeriksaan terhadap Polsek Kayangan.
  • Direskrimum Polda NTB melakukan pemeriksaan.
  • Ombudsman NTB menekankan pentingnya pengawasan terhadap tindakan aparat.

Kasus ini masih dalam proses investigasi lebih lanjut oleh pihak berwajib.