Imamoglu Kecam Penahanan: Tuduhan Terorisme Dinilai Bermotif Politik
Wali Kota Istanbul Menolak Tuduhan Terorisme, Sebut Penahanan Bermotif Politik
Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, dengan tegas membantah tuduhan keterlibatan dalam organisasi teroris yang menjadi dasar penahanannya oleh pihak kepolisian Turki. Imamoglu, yang dikenal sebagai rival utama Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan kecaman keras terhadap proses hukum yang ia sebut sebagai tindakan tidak bermoral dan tidak berdasar, serta bermotif politik untuk merusak reputasi dan kredibilitasnya.
Dalam pernyataan yang dirilis oleh Balai Kota Istanbul setelah menjalani interogasi selama lima jam, Imamoglu menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak hanya merugikan dirinya secara pribadi, tetapi juga mencoreng citra Turki di mata dunia internasional. Ia juga menyoroti dampak negatif penahanannya terhadap perekonomian Turki, yang mengalami gejolak signifikan dengan penurunan tajam indeks acuan BIST 100.
"Proses ini tidak hanya merusak reputasi internasional Turki, tetapi juga menghancurkan rasa keadilan dan kepercayaan publik terhadap ekonomi," tegas Imamoglu.
Penangkapan Imamoglu pada hari Rabu lalu, dengan dalih penyelidikan 'terorisme' dan dugaan korupsi, telah memicu gelombang protes besar di seluruh Turki. Aksi demonstrasi yang awalnya terpusat di Istanbul, kini telah meluas ke lebih dari 55 provinsi, melibatkan bentrokan antara demonstran dan polisi anti huru hara. Situasi ini menjadi demonstrasi jalanan terburuk yang dialami Turki dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Gelombang Protes Meluas di Turki
Ribuan warga turun ke jalan-jalan di berbagai kota untuk menyuarakan dukungan kepada Imamoglu dan mengecam tindakan pemerintah. Aksi protes di depan Balai Kota Istanbul bahkan berlangsung hingga malam keempat, menunjukkan solidaritas dan kemarahan publik atas penahanan tersebut.
- Demonstrasi dimulai di Istanbul dan menyebar ke 55 provinsi.
- Bentrokan antara demonstran dan polisi anti huru hara dilaporkan terjadi.
- Aksi protes disebut sebagai yang terburuk dalam lebih dari satu dekade.
Penangkapan Imamoglu, yang terjadi menjelang pengumuman resminya sebagai kandidat oposisi utama dari Partai Rakyat Republik (CHP) dalam pemilihan presiden 2028, semakin memperkuat dugaan adanya motif politik di balik tindakan tersebut. Banyak pihak menilai bahwa penahanan ini merupakan upaya untuk menghalangi Imamoglu dalam menantang kekuasaan Presiden Erdogan.
Imamoglu sendiri menegaskan bahwa ia tidak akan gentar menghadapi tekanan politik ini. Ia berjanji untuk terus berjuang demi keadilan dan demokrasi di Turki. Ia juga menyerukan kepada para pendukungnya untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh tindakan represif pemerintah.
"Mereka yang mengatur proses ini akan segera dimintai pertanggungjawaban di hadapan pengadilan ilahi dan duniawi," pungkas Imamoglu, menunjukkan keyakinannya bahwa kebenaran akan terungkap pada akhirnya.