Warga Wales Mengalami Trauma: Penahanan Imigrasi di AS, Perlakuan bak Hannibal Lecter dan Upaya Pemulihan

Kisah Becky Burke: Dari Liburan ke Mimpi Buruk di Amerika Serikat

Kisah Becky Burke, seorang seniman berusia 28 tahun asal Wales, telah menjadi sorotan publik setelah pengalamannya yang traumatis selama penahanan imigrasi di Amerika Serikat. Burke, yang bepergian ke Amerika Utara, mengalami perlakuan yang tidak manusiawi, termasuk dirantai tangan dan kakinya, yang membuatnya teringat pada karakter Hannibal Lecter dalam film horor terkenal. Pengalaman ini telah meninggalkan luka mendalam dan memicu perdebatan tentang kebijakan imigrasi AS dan perlakuan terhadap tahanan.

Awal Mula Masalah: Kesalahpahaman Visa dan Penahanan

Menurut orang tuanya, Paul dan Andrea Burke, masalah bermula dari kesalahpahaman mengenai pengaturan akomodasi Burke. Dia tinggal dengan sebuah keluarga angkat dan membantu mereka dengan pekerjaan rumah tangga sebagai imbalan tempat tinggal. Pihak berwenang AS mencurigai bahwa hal ini melanggar ketentuan visa turisnya, yang melarang pekerjaan selama kunjungan. Akibatnya, Burke ditahan dan diperlakukan dengan cara yang mengejutkan.

Perlakuan yang Tidak Manusiawi: Dirantai dan Dikurung

Burke menggambarkan pengalaman penahanannya sebagai mimpi buruk. Dia dirantai di kaki, pinggang, dan diborgol di tangan. Perlakuan ini membuatnya merasa seperti tahanan psikopat dalam film Hannibal Lecter. Dia ditahan selama 19 hari dan dipaksa mengenakan pakaian penjara yang sama. Kondisi di pusat penahanan sangat buruk. Burke harus tidur dengan lampu menyala sepanjang waktu, terkungkung dalam ruangan sempit bersama tahanan lain, dan tanpa kenyamanan apapun.

Kepulangan yang Dramatis dan Dampak Emosional

Kepulangan Burke ke Wales sangat dramatis. Dia tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan petugas. Orang tuanya menunggu dengan cemas di Bandara Welsh, tidak yakin apakah putri mereka benar-benar akan tiba sampai dia berjalan melewati gerbang. Pertemuan itu sangat emosional. Orang tua Burke sangat lega melihat putri mereka kembali dengan selamat, tetapi juga marah dan kecewa dengan perlakuan yang dia terima.

Upaya Pemulihan dan Dukungan Politik

Setelah mengalami trauma mendalam, Burke mulai mensyukuri hal-hal kecil yang bisa dia nikmati di rumah. Dia menikmati tidur tanpa lampu neon yang menyilaukan, duduk di taman, dan memiliki tempat tidur yang nyaman. Burke, seorang seniman yang berbakat, berencana untuk menulis novel grafis tentang pengalamannya. Catherine Fookes, Anggota Parlemen untuk Monmouthshire, telah mendesak Menteri Luar Negeri David Lammy untuk menemui keluarga Burke dan membahas kasus ini.

Tanggapan Pihak Berwenang AS

Pusat Pemrosesan ICE Northwest menyatakan bahwa semua orang asing yang melanggar hukum imigrasi AS dapat ditangkap, ditahan, dan dideportasi. Namun, banyak pihak yang mengkritik perlakuan yang diterima Burke sebagai tidak proporsional dan tidak manusiawi, mengingat kesalahpahaman yang mendasari penahanannya.

Perdebatan tentang Kebijakan Imigrasi AS

Kasus Becky Burke telah memicu perdebatan tentang kebijakan imigrasi AS dan perlakuan terhadap tahanan. Banyak yang berpendapat bahwa hukum imigrasi terlalu ketat dan bahwa perlakuan terhadap tahanan seringkali tidak manusiawi. Kasus ini menyoroti perlunya reformasi imigrasi dan perlindungan hak-hak tahanan.

List Kondisi Penahanan:

  • Tidur dengan lampu menyala 24 jam.
  • Terkungkung dalam ruangan sempit.
  • Tidak ada kenyamanan.
  • Hanya boleh mengenakan pakaian penjara yang sama selama 19 hari.
  • Dirantai di kaki, pinggang, dan diborgol di tangan.

Kasus Becky Burke adalah pengingat yang menyakitkan tentang kompleksitas dan potensi kekejaman sistem imigrasi. Kisahnya menyoroti perlunya keadilan, proporsionalitas, dan rasa hormat terhadap martabat manusia dalam penegakan hukum imigrasi.