Skandal di DPRD Medan: Baku Hantam Anggota Dewan Berujung Pemanggilan Etik
Skandal di DPRD Medan: Baku Hantam Anggota Dewan Berujung Pemanggilan Etik
MEDAN - Peristiwa memalukan terjadi di lingkungan DPRD Medan. Dua anggota dewan, David Roni Sinaga dari Fraksi PDIP dan Dodi Robert Simangunsong dari Fraksi Demokrat, terlibat perkelahian fisik di dalam toilet kantor DPRD. Insiden ini mencoreng citra lembaga legislatif dan memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Badan Kehormatan (BK) DPRD Medan segera bertindak dengan memanggil kedua anggota dewan yang bersangkutan untuk dimintai keterangan. Ketua BK DPRD Medan, Lailatul Badri, menyatakan bahwa pemanggilan ini bertujuan untuk mengklarifikasi kronologi kejadian dan mencari tahu akar permasalahan yang memicu perkelahian tersebut. "Kami ingin mendengarkan langsung penjelasan dari kedua belah pihak agar mendapatkan gambaran yang utuh," ujar Lailatul.
Kronologi Perkelahian Versi Anggota Dewan
David Roni Sinaga mengklaim bahwa insiden bermula ketika ia sedang berada di toilet. Tiba-tiba, Dodi Robert Simangunsong menghampirinya dengan nada tinggi dan kata-kata yang provokatif. David mengaku bingung dengan sikap Dodi yang marah karena ia sering memanggil nama seorang staf di komisi yang juga bernama Dodi. "Dia (Dodi Simangunsong) protes karena nama staf kami sama dengan namanya. Saya tidak mengerti kenapa hal itu dipermasalahkan," ungkap David.
Menurut David, perdebatan memanas dan berujung pada aksi saling dorong. Ia bahkan mengklaim bahwa Dodi mencoba memukulnya. "Saya tidak tahu apa-apa, tiba-tiba dia datang seperti orang yang ingin menelan saya," imbuhnya.
Dodi Robert Simangunsong memiliki versi yang berbeda. Ia menjelaskan bahwa ia hanya ingin mengingatkan David untuk memanggil stafnya dengan nama lengkap, Dodi Tambunan, agar tidak terjadi kebingungan. "Saya sudah berkali-kali mengingatkannya. Nama saya juga Dodi, jadi kalau dia memanggil stafnya Dodi, seolah-olah dia sedang menegur saya," jelas Dodi.
Setelah adu mulut, Dodi mengaku dicekik dan didorong oleh David. Ia juga mengklaim bahwa dirinya ditendang saat diamankan oleh petugas keamanan. "Tidak ada iktikad baik dari dia setelah kejadian itu. Bahkan minta maaf pun tidak," keluh Dodi.
Dampak dan Sanksi
Insiden perkelahian ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai etika dan profesionalisme anggota DPRD Medan. Publik tentu berharap para wakil rakyat dapat memberikan contoh yang baik dan menyelesaikan masalah dengan cara yang bermartabat, bukan dengan kekerasan.
Badan Kehormatan DPRD Medan akan melakukan investigasi mendalam untuk menentukan apakah telah terjadi pelanggaran kode etik. Jika terbukti bersalah, kedua anggota dewan tersebut dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sanksi yang mungkin diberikan antara lain teguran lisan, teguran tertulis, hingga pencopotan dari jabatan.
Berikut poin penting dari insiden tersebut:
- Perkelahian: Terjadi di toilet kantor DPRD Medan antara David Roni Sinaga (PDIP) dan Dodi Robert Simangunsong (Demokrat).
- Pemicu: Perbedaan pendapat terkait panggilan nama staf yang sama-sama bernama Dodi.
- Tindakan BK: Memanggil kedua anggota dewan untuk klarifikasi.
- Potensi Sanksi: Jika terbukti melanggar kode etik, sanksi dapat berupa teguran hingga pencopotan jabatan.
- Dampak: Mencoreng citra DPRD Medan dan menimbulkan pertanyaan tentang etika anggota dewan.
Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh anggota DPRD Medan untuk selalu menjaga etika dan profesionalisme dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat. Penyelesaian masalah harus dilakukan dengan kepala dingin dan mengedepankan musyawarah, bukan dengan kekerasan yang justru merugikan diri sendiri dan lembaga yang terhormat.