Eskalasi Konflik Gaza: Israel Ancam Aneksasi Wilayah Jika Hamas Tak Bebaskan Sandera
Ketegangan Meningkat: Israel Ancam Aneksasi Gaza
Situasi di Jalur Gaza semakin memanas setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan ancaman keras terkait pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas. Katz memperingatkan bahwa Israel akan mencaplok sebagian wilayah Gaza jika Hamas tidak segera membebaskan para sandera Israel.
Ancaman ini muncul di tengah meningkatnya operasi militer Israel di Gaza, yang telah mengguncang wilayah tersebut sejak berakhirnya gencatan senjata pada 19 Januari. Menurut laporan AFP, Katz menyatakan pada Jumat (21/3) bahwa ia telah memerintahkan militer untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza. "Semakin Hamas menolak membebaskan para sandera, semakin banyak wilayah yang akan hilang, yang akan dianeksasi oleh Israel," tegasnya.
Katz juga mengancam akan memperluas zona penyangga di sekitar Gaza untuk melindungi warga sipil dan tentara Israel dengan menerapkan pendudukan permanen di wilayah tersebut. Tindakan ini, menurutnya, akan menjadi konsekuensi langsung jika Hamas tetap tidak mematuhi tuntutan Israel.
Upaya Gencatan Senjata dan Bantuan Kemanusiaan
Di tengah eskalasi ini, sumber-sumber Palestina yang dekat dengan perundingan gencatan senjata mengindikasikan bahwa Hamas telah menerima proposal dari mediator Mesir dan Qatar. Proposal tersebut bertujuan untuk membangun kembali gencatan senjata dan menukar sandera Israel dengan tahanan Palestina, sesuai dengan jadwal yang akan disepakati. Selain itu, proposal tersebut juga mencakup masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang telah diblokir oleh Israel sejak 2 Maret.
Namun, Israel tetap melanjutkan serangan intensif di Gaza sejak Selasa lalu, dengan alasan kebuntuan dalam negosiasi. Militer Israel bahkan telah mendesak penduduk di beberapa wilayah Gaza selatan, seperti Al-Salatin, Al-Karama, dan Al-Awda, untuk mengungsi dari rumah mereka menjelang ancaman serangan.
Militer Israel mengklaim telah berhasil membunuh kepala intelijen militer Hamas di Gaza selatan dalam serangan yang dilakukan sehari sebelumnya. Ini merupakan pejabat Hamas terbaru yang menjadi sasaran serangan Israel dalam beberapa hari terakhir.
Reaksi Internasional
Dimulainya kembali operasi militer skala besar oleh Israel, yang dikoordinasikan dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menuai kecaman luas dari berbagai pihak. Menteri luar negeri Jerman, Prancis, dan Inggris menyerukan agar gencatan senjata segera diberlakukan, dengan menyebut serangan baru Israel itu sebagai "langkah mundur yang dramatis". Kementerian luar negeri Turki juga mengecam serangan Israel terhadap rumah sakit yang dibangun Turki di Gaza, menyebutnya sebagai serangan "sengaja".
Berikut adalah poin-poin penting dari perkembangan terbaru ini:
- Ancaman Aneksasi: Israel mengancam akan mencaplok wilayah Gaza jika sandera tidak dibebaskan.
- Eskalasi Militer: Operasi militer Israel di Gaza meningkat sejak berakhirnya gencatan senjata.
- Upaya Mediasi: Hamas menerima proposal gencatan senjata dari Mesir dan Qatar.
- Krisis Kemanusiaan: Bantuan kemanusiaan ke Gaza masih terhambat.
- Kecaman Internasional: Serangan Israel dikecam oleh banyak negara.
Konflik Israel-Palestina terus bergejolak, dan situasi di Gaza semakin memburuk. Ancaman aneksasi dan eskalasi militer dapat memperburuk krisis kemanusiaan dan memperkecil peluang perdamaian. Masyarakat internasional terus menyerukan deeskalasi dan solusi politik yang berkelanjutan untuk konflik ini.