Badai Dahsyat Terjang Labuan Bajo, Kapal Wisata Porak-poranda

Labuan Bajo Diterjang Badai, Kerusakan Kapal Wisata Tak Terhindarkan

Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dilanda badai dahsyat pada Jumat malam, 21 Maret 2025, menyebabkan kerusakan signifikan pada sejumlah kapal wisata yang tengah berlabuh di perairan tersebut. Hujan lebat disertai angin kencang dengan kecepatan mencapai 40 knot (72 km/jam) menghantam kawasan ini, mengakibatkan beberapa kapal rusak berat, hanyut, bahkan terbalik.

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo segera melakukan pendataan menyeluruh untuk mengetahui secara pasti jumlah kapal yang terdampak. Stephanus Risdiyanto, Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo, menyatakan bahwa timnya telah bergerak cepat untuk mengevakuasi kapal-kapal yang hanyut dan terbalik, serta mengamankan area pelabuhan.

"Kami masih terus melakukan pendataan, tetapi yang jelas ada beberapa kapal yang mengalami kerusakan akibat cuaca ekstrem ini. Beberapa kapal hanyut dan terbalik, dan kami langsung melakukan tindakan evakuasi," ujar Stephanus pada Sabtu pagi, 22 Maret 2025.

Selain kerusakan pada kapal wisata, badai juga menyebabkan kerusakan pada infrastruktur pelabuhan. Rantai lampu buoy, yang berfungsi sebagai pelampung navigasi dengan lampu penanda, putus akibat terjangan angin kencang. Kondisi ini menimbulkan potensi bahaya bagi kapal-kapal yang akan memasuki area pelabuhan. KSOP Kelas III Labuan Bajo telah memberikan peringatan kepada seluruh kapal untuk meningkatkan kewaspadaan saat melintasi area pelabuhan.

"Lampu buoy hijau juga mengalami kerusakan pada rantainya dan sudah kami amankan. Kami mengimbau kepada seluruh nakhoda kapal untuk berhati-hati saat memasuki area pelabuhan," lanjut Stephanus.

Analisis Meteorologi: Pertemuan Angin Picu Badai

Maria Patricia Christin Seran, Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem yang melanda Labuan Bajo disebabkan oleh dua sistem tekanan rendah yang berdekatan. Sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah selatan Bali-NTT dan di daratan Australia selatan NTT menciptakan kondisi pertemuan angin (konfluensi) di wilayah Manggarai Barat.

"Kecepatan angin yang tercatat tadi malam mencapai 40 knot. Kondisi ini merupakan dampak tidak langsung dari dua sistem tekanan rendah yang saling berinteraksi," jelas Maria.

Kondisi konfluensi ini memicu peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di wilayah tersebut. Selain itu, ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah yang dilewati massa udara menuju kedua sistem tersebut juga meningkat.

Imbauan Keselamatan

Dengan adanya potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi, KSOP Kelas III Labuan Bajo mengimbau kepada seluruh operator kapal wisata, nelayan, dan masyarakat maritim untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG dan meningkatkan kewaspadaan. Penundaan pelayaran atau aktivitas di laut sangat disarankan jika kondisi cuaca tidak memungkinkan.

Berikut adalah himbauan keselamatan yang wajib di perhatikan:

  • Pantau Informasi Cuaca: Dapatkan informasi terkini dari BMKG.
  • Tunda Pelayaran: Jika cuaca buruk, tunda semua aktivitas pelayaran.
  • Periksa Peralatan: Pastikan semua peralatan keselamatan berfungsi dengan baik.
  • Komunikasi: Jaga komunikasi dengan pihak berwenang.
  • Siaga Darurat: Siapkan rencana darurat jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Diharapkan dengan langkah-langkah pencegahan ini, potensi risiko akibat cuaca ekstrem dapat diminimalisir dan keselamatan seluruh pengguna laut dapat terjamin.