Swiss Intensifkan Promosi Wisata Halal, Bidik Pasar Muslim Indonesia yang Potensial
Swiss Intensifkan Promosi Wisata Halal, Bidik Pasar Muslim Indonesia yang Potensial
Swiss Tourism secara resmi mengumumkan peningkatan upaya untuk menarik wisatawan Muslim, khususnya dari Indonesia, ke negara mereka. Langkah ini didorong oleh potensi besar yang dilihat Swiss pada segmen pasar wisata mewah Muslim.
"Kami sangat terbuka dan menyambut wisatawan dari seluruh dunia, tanpa memandang kepercayaan mereka. Saat ini, kami memiliki dua proyek utama yang dirancang khusus untuk menarik minat wisatawan Muslim berkunjung dan menikmati keindahan Swiss," ujar Batiste Pilet, Director for Southeast Asia of Switzerland Tourism, dalam sebuah konferensi pers di Jakarta Pusat.
Strategi dan Inisiatif Swiss untuk Wisatawan Muslim
Swiss Tourism telah menggarisbawahi beberapa strategi utama untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi wisatawan Muslim:
- Kemitraan Strategis dengan Brand Lokal: Kolaborasi dengan merek syal Indonesia, Buttonscarves, untuk mempromosikan tema "Swiss" di kalangan konsumen Indonesia.
- Panduan Wisata Ramah Muslim: Kemitraan dengan media di Singapura untuk menerbitkan panduan wisata komprehensif yang berfokus pada kebutuhan wisatawan Muslim, termasuk informasi tentang restoran halal dan akomodasi yang sesuai.
- Ketersediaan Restoran Halal: Memastikan ketersediaan opsi makanan halal di seluruh Swiss. Saat ini, terdapat sekitar 25 restoran halal yang terdaftar di situs web resmi Swiss, yang dapat diakses dengan filter "halal". Beberapa restoran yang direkomendasikan termasuk Delhi House, Sahar Restaurant, Tajmahal, Zaatar, dan Tassnim Orient.
Mayoritas restoran halal terletak di kota-kota besar seperti Zurich, Lucerne, dan Geneva. Swiss Tourism juga menyarankan wisatawan Muslim yang kesulitan menemukan restoran halal untuk mempertimbangkan pilihan restoran Timur Tengah atau hidangan vegan.
Selain itu, Swiss juga menekankan keberadaan komunitas Muslim yang signifikan di kota-kota besar, di mana wisatawan dapat dengan mudah menemukan masjid dan pusat-pusat Islam (Islamic Center).
Untuk kemudahan, wisatawan Muslim disarankan untuk mempertimbangkan bergabung dengan grup tur yang dapat membantu dalam pemilihan hotel yang menyediakan fasilitas ruang salat.
Pertumbuhan dan Demografi Wisatawan Indonesia ke Swiss
Swiss telah mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke negara tersebut dibandingkan dengan tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19. Pada tahun 2024, Indonesia menduduki peringkat keempat di Asia Tenggara dengan total 113.442 kunjungan, meningkat 12 persen dibandingkan tahun 2019. Namun, terjadi penurunan sebesar sembilan persen dibandingkan dengan tahun 2023.
Menurut data, sebagian besar wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Swiss berasal dari Jawa dan Jakarta, dengan usia rata-rata 38 tahun. Lebih dari 50 persen dari mereka adalah perempuan.
Chief Markets Officer (East)Member of the Executive Board Switzerland Tourism, Simon Bosshart, menyoroti bahwa sebagian besar wisatawan Indonesia merencanakan perjalanan mereka ke Swiss jauh-jauh hari. Hampir 60 persen dari wisatawan tersebut aktif menjelajahi Eropa, dan lebih dari 40 persen adalah pengunjung berulang.
Daya Tarik Utama Swiss bagi Wisatawan Indonesia
Daya tarik utama Swiss bagi wisatawan Indonesia meliputi:
- Pemandangan alam yang indah dan atraksi wisata alam
- Sistem transportasi umum yang efisien dan terintegrasi dengan baik
Bosshart menekankan bahwa Swiss tidak hanya berfokus pada peningkatan jumlah wisatawan, tetapi juga pada memastikan kepuasan dan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung.
"Tamu yang bahagia akan kembali lagi, dan mereka akan membawa kenangan seumur hidup dan membaginya dengan orang lain. Inilah fokus utama kami," pungkasnya.
Dengan strategi yang komprehensif dan fokus pada kebutuhan wisatawan Muslim, Swiss bertujuan untuk menjadi tujuan wisata yang semakin populer bagi wisatawan Indonesia dan pasar Muslim global.