Kisah Qais bin Shirmah: Sahabat Nabi yang Pingsan Saat Puasa dan Asbabun Nuzul Ayat Al-Baqarah 187
Kisah Inspiratif: Qais bin Shirmah, Puasa, dan Turunnya Ayat Al-Baqarah 187
Ibadah puasa di bulan Ramadan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat. Namun, tahukah Anda bahwa ada kisah menarik di balik pensyariatan beberapa ketentuan dalam ibadah puasa? Salah satunya adalah kisah Qais bin Shirmah Al Anshari RA, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang menjadi sebab turunnya (asbabun nuzul) surah Al-Baqarah ayat 187.
Kisah Qais bin Shirmah dan Latar Belakang Ayat 187
Kisah ini bermula ketika awal mula pensyariatan puasa. Pada masa itu, terdapat aturan yang cukup ketat, yaitu setelah melaksanakan salat Isya, umat Muslim tidak diperbolehkan lagi makan, minum, atau berhubungan suami istri hingga waktu Subuh tiba. Aturan ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para sahabat Nabi, terutama mereka yang bekerja keras di siang hari.
Qais bin Shirmah adalah seorang sahabat yang sehari-harinya bekerja keras. Suatu hari, ketika ia berpuasa, ia pulang ke rumah dalam keadaan sangat lelah. Ia bertanya kepada istrinya apakah ada makanan untuk berbuka. Istrinya menjawab bahwa ia tidak memiliki makanan, tetapi akan berusaha mencarikannya.
Karena sangat lelah, Qais tertidur sebelum istrinya kembali dengan makanan. Ketika istrinya kembali dan melihat Qais tertidur, ia merasa sedih dan berkata, "Alangkah ruginya engkau!"
Keesokan harinya, Qais melanjutkan puasanya. Namun, karena ia tidak sempat makan dan minum di malam hari, ia menjadi sangat lemas dan akhirnya pingsan. Kejadian ini membuat para sahabat merasa prihatin dan melaporkannya kepada Rasulullah SAW.
Turunnya Surah Al-Baqarah Ayat 187
Atas kejadian yang menimpa Qais bin Shirmah, Allah SWT menurunkan surah Al-Baqarah ayat 187 yang meringankan ketentuan puasa. Ayat tersebut berbunyi:
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَٱلْـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبْتَغُوا۟ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا۟ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَٰكِفُونَ فِى ٱلْمَسَٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Artinya: "Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa."
Ayat ini memberikan keringanan bagi umat Muslim untuk makan, minum, dan berhubungan suami istri di malam hari bulan puasa hingga terbit fajar. Dengan turunnya ayat ini, umat Muslim merasa lega dan gembira karena ibadah puasa menjadi lebih mudah dilaksanakan.
Hikmah dari Kisah Qais bin Shirmah
Kisah Qais bin Shirmah ini memberikan beberapa hikmah bagi kita:
- Kemudahan dalam Agama: Allah SWT tidak pernah memberatkan hamba-Nya. Syariat Islam selalu memberikan kemudahan dan keringanan bagi umat Muslim.
- Perhatian Allah kepada Hamba-Nya: Allah SWT senantiasa memperhatikan kesulitan yang dihadapi oleh hamba-Nya dan memberikan solusi yang terbaik.
- Pentingnya Istirahat: Bekerja keras memang dianjurkan, tetapi istirahat juga penting untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tubuh.
Kisah Qais bin Shirmah adalah contoh nyata bagaimana Allah SWT memberikan kemudahan dalam beribadah dan menunjukkan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya. Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita untuk senantiasa semangat dalam menjalankan ibadah puasa dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Pelajaran Tambahan: Makna "Benang Putih dan Benang Hitam"
Mengenai frasa "benang putih dari benang hitam" dalam ayat tersebut, terdapat penjelasan dari Rasulullah SAW ketika seorang sahabat bernama Adi bin Hatim RA bertanya tentang maknanya. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah perbedaan antara gelapnya malam dan terangnya siang (fajar).
Daftar Poin Penting:
- Qais bin Shirmah adalah sahabat Nabi yang pingsan saat puasa.
- Kejadian ini menjadi sebab turunnya surah Al-Baqarah ayat 187.
- Ayat ini memberikan keringanan dalam berpuasa.
- Makna "benang putih dan benang hitam" adalah perbedaan antara malam dan siang.