Pemkot Semarang Perketat Pengawasan Wilayah Rawan Longsor Jelang Libur Idul Fitri 1446 H

Antisipasi Bencana Longsor, Pemkot Semarang Tingkatkan Kewaspadaan Jelang Lebaran

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengambil langkah antisipatif untuk mencegah potensi bencana longsor selama periode libur panjang Idul Fitri 1446 Hijriah. Instruksi langsung diberikan kepada seluruh lurah untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pemetaan wilayah rawan bencana.

Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, menekankan pentingnya respons cepat terhadap potensi ancaman longsor, berkaca pada kejadian sebelumnya di Kelurahan Karanganyar Gunung, Candisari. Peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga bagi seluruh jajaran pemerintahan, mulai dari camat, lurah, hingga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

"Saya selalu mengingatkan para lurah untuk meningkatkan kepekaan, termasuk Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim). Jika ada laporan mengenai rekahan tanah, segera tindak lanjuti," ujar Iswar saat memimpin High-Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah dan Rapat Koordinasi (Rakor) Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Semarang, Jumat (21/3/2025).

Pemetaan Wilayah Rawan dan Tindakan Preventif

Lebih lanjut, Iswar menginstruksikan agar seluruh lurah segera melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi mengalami longsor. Pemetaan ini juga mencakup identifikasi potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Batas waktu satu minggu diberikan kepada para lurah untuk turun langsung ke lapangan dan memastikan tidak ada rekahan tanah di wilayah masing-masing.

"Saya minta dalam satu minggu ini, para lurah turun langsung ke lapangan dan melakukan pemetaan. Pastikan tidak ada rekahan di wilayah masing-masing," tegasnya.

Jika ditemukan tanda-tanda bahaya, tindakan preventif harus segera diambil sebelum bencana benar-benar terjadi. Pengalaman longsor di Karanganyar Gunung harus menjadi acuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

Perhatian Khusus pada Rumah di Tepi Tebing

Selain pemetaan wilayah, Iswar juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap kondisi rumah-rumah yang berada di tepi tebing. Jika ditemukan rekahan tanah, warga diimbau untuk segera menutupnya guna mencegah air hujan meresap dan memicu longsor.

"Lurah dan dinas terkait harus meningkatkan kepekaan terhadap kondisi lingkungan, terutama di kawasan tebing. Pastikan tidak ada air yang meresap ke dalam tanah," jelasnya.

Saluran air juga menjadi perhatian penting. Iswar menegaskan bahwa saluran air harus berfungsi dengan baik agar air mengalir ke saluran kota, bukan meresap ke dalam tanah dan menyebabkan longsor.

Kesiapan Menghadapi Arus Mudik Lebaran

Selain membahas mitigasi bencana, rapat koordinasi tersebut juga membahas berbagai aspek pelayanan publik selama masa mudik Lebaran. Beberapa poin penting yang dibahas antara lain:

  • Ketersediaan pangan dan stabilitas harga
  • Stok dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan gas
  • Pembentukan posko pengamanan (pospam) dan pos pelayanan terpadu
  • Layanan kesehatan dan publik di tingkat kecamatan dan kelurahan
  • Pengendalian sampah selama musim libur

"Pemkot Semarang bersama seluruh lembaga vertikal dalam kondisi siap dan aman untuk menyambut arus mudik Lebaran 2025," tegas Iswar.

Iswar juga memastikan bahwa ketersediaan pangan mencukupi hingga tujuh bulan ke depan, inflasi tetap stabil, dan berbagai aspek pendukung lainnya telah dipersiapkan dengan baik untuk kelancaran arus mudik dan perayaan Idul Fitri.