Antisipasi Kebakaran Kendaraan Listrik di Kapal Roro: Opsi Pembuangan ke Laut Disiapkan
Kewaspadaan Tinggi: Risiko Kebakaran Kendaraan Listrik di Kapal Penyeberangan Meningkat
Cilegon, Banten - Mengantisipasi lonjakan penumpang dan kendaraan selama periode mudik Lebaran 2025, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (GAPASDAP) meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi risiko kebakaran yang melibatkan kendaraan listrik (EV) di atas kapal Ro-Ro.
Khoiri Soetomo, Ketua Umum GAPASDAP, menekankan pentingnya kesiapsiagaan ini mengingat karakteristik unik baterai EV yang mengandung material berbahaya dan sulit dipadamkan. Menurut Kode International Maritime Dangerous Goods (IMDG), baterai EV diklasifikasikan sebagai barang berbahaya kelas 9, menunjukkan potensi risiko yang signifikan selama proses penyeberangan.
"Kendaraan yang membawa muatan berbahaya memiliki potensi untuk terbakar atau bahkan meledak dengan sendirinya. Kendaraan listrik menjadi perhatian utama karena risiko yang ditimbulkannya," ujar Khoiri saat peresmian posko gabungan di Pelabuhan Merak, Cilegon, pada Jumat (21/3/2025).
Tantangan Pemadaman Kebakaran Baterai Kendaraan Listrik
Khoiri menjelaskan bahwa baterai kendaraan listrik, yang memiliki kapasitas tinggi, mengandung bahan-bahan seperti lithium, nikel, kobalt, mangan, dan fosfat untuk katoda. Kombinasi material ini menyulitkan upaya pemadaman jika terjadi kebakaran.
"Saat ini, belum ada teknologi atau alat pemadam yang terbukti efektif dalam memadamkan api yang melibatkan kendaraan listrik secara efisien," ungkapnya.
Strategi Mitigasi Risiko: Lokasi Strategis dan Opsi Pembuangan ke Laut
Sebagai langkah proaktif, GAPASDAP telah berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan untuk menyelenggarakan lokakarya yang berfokus pada mitigasi risiko kebakaran pada kendaraan listrik. Salah satu strategi yang diusulkan adalah penempatan kendaraan listrik di area yang mudah diawasi dan dievakuasi jika terjadi keadaan darurat.
"Kendaraan listrik harus ditempatkan di lokasi yang memungkinkan pengawasan optimal dan evakuasi cepat jika terjadi kebakaran," kata Khoiri.
Lebih lanjut, Khoiri menyarankan agar kendaraan listrik ditempatkan berdekatan dengan pintu keluar ramp door kapal. Strategi ini memungkinkan respons cepat jika terjadi kebakaran yang tidak terkendali.
"Jika terjadi kebakaran, ramp door akan segera dibuka dan kendaraan listrik akan dibuang ke laut," tegas Khoiri.
Khoiri menegaskan bahwa opsi pembuangan ke laut adalah langkah terakhir yang diambil mengingat belum tersedianya teknologi pemadam kebakaran yang efektif untuk mengatasi kebakaran baterai kendaraan listrik. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meminimalisir dampak kebakaran terhadap keselamatan penumpang dan kapal.