Gereja Katedral Medan Umumkan Jadwal Misa Rabu Abu 2025
Gereja Katedral Medan Umumkan Jadwal Misa Rabu Abu 2025
Rabu Abu, 5 Maret 2025, menandai dimulainya Masa Prapaskah bagi umat Kristiani Katolik. Perayaan Ekaristi di Gereja Katedral Medan telah dijadwalkan untuk memperingati hari penting ini yang sarat makna spiritual. Bagi umat Katolik di Medan dan sekitarnya, kesempatan untuk merenungkan perjalanan spiritual menuju Paskah akan tersedia melalui beberapa sesi Misa yang telah ditentukan. Momen ini menjadi kesempatan untuk bertobat, merefleksikan perjalanan hidup, dan memperbarui komitmen iman kepada Tuhan.
Gereja Katedral Medan telah merilis jadwal perayaan Ekaristi Rabu Abu 2025 sebagai berikut:
- 06.00 WIB (Offline)
- 12.00 WIB (Offline)
- 16.30 WIB (Offline)
- 19.00 WIB (Offline dan Online)
Perayaan Misa Rabu Abu ini tidak hanya sekedar ritual keagamaan, melainkan juga sebuah momen introspeksi diri yang mendalam. Penerimaan abu di dahi merupakan simbol pertobatan dan pengakuan akan kefanaan manusia. Abu tersebut, secara simbolis, mengingatkan akan asal mula manusia dari debu dan kembali menjadi debu, merupakan refleksi dari ajaran Kitab Kejadian: "Sebab engkau debu dan akan kembali menjadi debu." (Kejadian 3:19). Warna abu-abu yang melambangkan kesuraman, kelemahan, dan dosa manusia juga menjadi pengingat akan perlunya pertobatan dan pembaruan hidup.
Lebih dari itu, persiapan menuju Rabu Abu di Gereja Katedral Medan juga melibatkan pengumpulan daun palma kering dari umat. Daun palma kering yang telah diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya, akan digunakan untuk membuat abu yang akan diberikan kepada jemaat. Proses pengumpulan daun palma telah berlangsung hingga 3 Maret 2025. Hal ini menunjukkan koneksi spiritual yang kuat antara Minggu Palma yang melambangkan kemenangan masuknya Yesus ke Yerusalem dan Paskah yang merayakan pengorbanan-Nya di kayu salib. Rangkaian peristiwa ini membentuk sebuah kesatuan perjalanan spiritual menuju kebangkitan.
Bagi umat Katolik, Masa Prapaskah yang diawali dengan Rabu Abu bukan hanya sekadar masa pantang dan puasa, tetapi lebih dari itu merupakan periode refleksi dan pertobatan yang mendalam. Itulah saat yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, merenungkan tindakan-tindakan kita, dan bertekad untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, dipenuhi dengan kasih dan pengabdian kepada-Nya. Tradisi penerimaan abu telah diwariskan selama berabad-abad, menjadi simbol perjalanan spiritual umat Kristiani menuju Paskah dan kebangkitan Kristus. Baik anak-anak, orang dewasa, yang sudah dibaptis maupun belum, diundang untuk mengikuti perayaan Ekaristi ini dan turut merasakan makna spiritual dari Rabu Abu.
Penggunaan abu dalam perayaan ini bukanlah sembarangan. Abu tersebut berasal dari pembakaran daun palma yang telah diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya. Ini menunjukkan hubungan erat antara peristiwa Minggu Palma dan Paskah, mengarah pada pemahaman yang lebih utuh tentang perjalanan spiritual menuju kebangkitan Kristus. Momen ini menjadi kesempatan bagi umat Katolik untuk memperbaharui komitmen iman mereka dan mempersiapkan diri menyambut Paskah dengan penuh sukacita dan harapan.