Aksi Protes Warga Rorotan: Tuntut Penutupan RDF Akibat Polusi dan Dampak Kesehatan

Gelombang Protes Warga Rorotan Memuncak: Menuntut Penutupan RDF Akibat Pencemaran Lingkungan dan Krisis Kesehatan

Gelombang protes warga Rorotan, Jakarta Utara, mencapai puncaknya pada hari Jumat (21/03/2025), dengan aksi demonstrasi di depan fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF). Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan mendalam terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh operasional RDF Rorotan, khususnya terkait polusi udara dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.

Warga yang terdampak secara langsung oleh polusi yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan sampah ini menyuarakan tuntutan tegas: penutupan segera RDF Rorotan. Bagi mereka, janji-janji manis terkait pengelolaan sampah yang ramah lingkungan ternyata hanyalah ilusi yang jauh dari kenyataan. Bau busuk yang menyengat, asap hitam yang menyesakkan, dan berbagai gangguan kesehatan menjadi bukti nyata penderitaan yang mereka alami setiap hari.

Kekesalan Warga: Janji Tinggal Janji

Nuraini, seorang warga Rorotan yang tinggal tak jauh dari lokasi pabrik, mengungkapkan kekecewaannya dengan nada geram. Ia mengatakan bahwa janji awal tentang lingkungan yang bebas polusi, aman, nyaman, dan bermanfaat ternyata bertolak belakang dengan kondisi yang ada. Yang mereka rasakan justru bau busuk yang menyiksa dan gangguan pernapasan yang mengkhawatirkan.

"Dulu janjinya manis sekali, tapi kenyataannya pahit. Bau busuk ini sudah tidak tertahankan lagi," ujarnya dengan nada kesal.

Dampak Kesehatan yang Mengkhawatirkan

Tidak hanya sekadar mengganggu kenyamanan, polusi yang dihasilkan oleh RDF Rorotan juga berdampak serius pada kesehatan warga. Laporan menunjukkan bahwa setidaknya 11 anak mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan tiga di antaranya menderita infeksi mata akibat paparan emisi dari RDF. Kondisi ini semakin memicu kemarahan dan keputusasaan warga.

Berikut adalah dampak yang dirasakan warga:

  • Polusi Udara: Bau busuk yang menyengat dan asap hitam yang menyesakkan pernapasan.
  • Gangguan Pernapasan: Meningkatnya kasus ISPA, terutama pada anak-anak.
  • Iritasi Mata: Beberapa warga mengalami infeksi mata akibat paparan emisi.
  • Penurunan Kualitas Hidup: Bau tidak sedap mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengurangi kenyamanan.

Respon Pemerintah dan Kekecewaan Warga

Sebelumnya, Gubernur Jakarta, Pramono Anung, telah menemui warga terdampak pada hari Kamis (20/03/2025). Dalam pertemuan tersebut, Gubernur menawarkan beberapa solusi, termasuk menanggung biaya pengobatan bagi warga yang sakit dan berjanji untuk mencari cara agar RDF Rorotan tidak lagi mencemari lingkungan.

Namun, tawaran tersebut dinilai tidak memadai oleh warga. Mereka tetap pada pendiriannya, yaitu menuntut penutupan total RDF Rorotan. Bagi mereka, solusi jangka pendek tidak akan menyelesaikan masalah mendasar, yaitu keberadaan pabrik yang berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan mereka.

Tuntutan Warga: Penutupan Total RDF Rorotan

Unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Rorotan merupakan bentuk penolakan terhadap segala bentuk kompromi. Mereka menginginkan tindakan tegas dan permanen, yaitu penutupan RDF Rorotan. Mereka percaya bahwa hanya dengan penutupan pabrik tersebut, mereka dapat terbebas dari ancaman polusi dan gangguan kesehatan yang selama ini menghantui mereka.

Aksi demonstrasi ini menjadi simbol perlawanan warga terhadap ketidakadilan lingkungan dan kegagalan pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat. Mereka berharap suara mereka didengar dan tuntutan mereka dipenuhi demi terciptanya lingkungan yang sehat dan nyaman bagi seluruh warga Rorotan.

Kedepannya warga berharap pemerintah lebih serius dalam menangani permasalahan polusi lingkungan dan lebih transparan dalam memberikan informasi terkait dampak lingkungan kepada masyarakat.