Lonjakan Pengunjung dan Omzet Pedagang Warnai Pasar Johar Semarang Jelang Idul Fitri
Pasar Johar Semarang: Denyut Ekonomi Meningkat Sambut Lebaran
Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Pasar Johar Semarang, sebuah ikon perbelanjaan di Jawa Tengah, menunjukkan peningkatan aktivitas yang signifikan. Para pedagang merasakan dampak positif dari tradisi berbelanja masyarakat untuk menyambut Lebaran, dengan lonjakan omzet yang mencapai hingga sepuluh kali lipat dibandingkan hari-hari biasa. Pasar yang terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah ini menjadi pusat perhatian warga yang mencari berbagai kebutuhan, terutama pakaian untuk merayakan hari kemenangan.
Suasana Ramai dan Peningkatan Penjualan
Suasana Pasar Johar dipenuhi oleh para pembeli yang antusias mencari pakaian muslim dan kebutuhan Lebaran lainnya. Karminah (68), seorang warga Kedungmundu, menjadi salah satu contohnya. Ia mengaku telah menjadi pelanggan setia Pasar Johar karena kelengkapan dan harga yang terjangkau. Setelah berkeliling sejak pukul 11.00 WIB, akhirnya ia menemukan gamis berwarna putih untuk cucunya. Menurut Karminah, ia berhasil menawar harga gamis dari Rp 200.000 menjadi Rp 125.000, menunjukkan keahliannya dalam bernegosiasi.
Peningkatan penjualan di Pasar Johar sudah mulai terasa sejak pertengahan bulan Ramadan. Selain baju muslim, mukena, sarung, hingga hampers menjadi incaran para pembeli. Anin (19), seorang pedagang di lapak Shava by Apri, mengungkapkan bahwa omzet tokonya meningkat drastis. Ia memperkirakan peningkatan penjualan bisa mencapai 80-90 persen lebih banyak dibandingkan hari biasa, bahkan bisa mencapai sepuluh kali lipat.
Tren Pakaian Lebaran Tahun Ini
Beberapa jenis pakaian menjadi primadona di Pasar Johar tahun ini, antara lain:
- Baju brukat impor
- Gamis
- One set
- Vest
- Outer
Harga pakaian-pakaian tersebut bervariasi, mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 500.000. Anin juga menambahkan bahwa ada sedikit peningkatan harga karena mengikuti kenaikan dari produsen. Contohnya, harga one set yang semula Rp 270.000 naik menjadi Rp 320.000.
Sudarti (55), pemilik toko Indra Fashion yang sempat viral di media sosial, juga merasakan dampak positif dari peningkatan aktivitas belanja di Pasar Johar. Ia mengatakan bahwa pasar sudah mulai ramai sejak awal Ramadan, dengan banyak pembeli mencari baju muslim dan seragaman. Promosi melalui platform TikTok juga turut membantu meningkatkan penjualan tokonya. Tren warna yang paling diminati tahun ini adalah burgundy dengan bahan brukat. Bahkan, ada pembeli yang memborong hingga 80 potong baju untuk keperluan pengajian.
Pembeli dari Berbagai Daerah
Sudarti mencatat bahwa omzet tokonya meningkat hingga 50 persen dibandingkan tahun lalu, dengan pembeli yang berasal dari berbagai daerah, seperti Magelang, Kendal, Weleri, Grobogan, hingga Kalimantan. Seorang pembeli dari Kalimantan bahkan membeli 150 potong baju setelah mendapatkan informasi dari saudaranya yang berada di Semarang.
Ening (40), pemilik Arsyila Collection, juga merasakan hal serupa. Ia mengatakan bahwa peningkatan penjualan sudah terasa sejak minggu kedua Ramadan. Selain untuk keperluan pribadi dan keluarga, banyak pembeli yang mencari mukena, handuk, dan sarung untuk dijadikan parsel Lebaran. Tren sarung tahun ini adalah motif kembang dan songket, sedangkan mukena yang paling diminati adalah yang berbahan rayon jumbo. Secara keseluruhan, Ening memperkirakan bahwa kenaikan penjualan bisa mencapai tiga kali lipat.
Pasar Johar Semarang, dengan segala dinamika dan tradisinya, tetap menjadi magnet bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan Lebaran. Peningkatan omzet yang dirasakan para pedagang menjadi bukti bahwa Pasar Johar memiliki peran penting dalam menggerakkan roda perekonomian lokal menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Pasar Johar tidak hanya menjadi tempat berbelanja, tetapi juga menjadi ruang interaksi sosial dan budaya yang kaya. Tradisi tawar-menawar, pemilihan pakaian yang sesuai dengan selera dan tren terkini, serta interaksi antara pedagang dan pembeli menciptakan atmosfer yang khas dan meriah menjelang Lebaran. Pasar ini menjadi cerminan dari semangat gotong royong dan kebersamaan dalam menyambut hari kemenangan.