Antisipasi Lonjakan Penumpang Lebaran 2025, Bandara YIA Siapkan Strategi dan Mitigasi Cuaca Ekstrem
Yogyakarta International Airport Siap Hadapi Arus Mudik Lebaran 2025 dengan Proyeksi Kenaikan Penumpang dan Antisipasi Cuaca Ekstrem
Kulon Progo, Yogyakarta - Yogyakarta International Airport (YIA) bersiap menyambut lonjakan penumpang yang signifikan pada musim mudik Lebaran 2025. PT Angkasa Pura Indonesia (API) memprediksi pergerakan penumpang di YIA akan mencapai 315.413 orang, meningkat sekitar satu persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Guna mengantisipasi peningkatan ini, YIA telah menyiapkan berbagai strategi untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama periode krusial ini.
General Manager API untuk YIA, Ruly Artha, menyampaikan bahwa puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 28 Maret 2025, sedangkan puncak arus balik diprediksi pada 7 April 2025. Pada puncak-puncak tersebut, bandara diperkirakan akan melayani hingga 14.800 penumpang per hari. Untuk mengakomodasi lonjakan ini, maskapai penerbangan telah menjadwalkan 113 penerbangan tambahan (extra flight), dengan rute Jakarta menjadi tujuan paling diminati.
Posko Terpadu dan Koordinasi Lintas Sektor
Sebagai langkah antisipasi, API telah membuka posko pemantauan terpadu yang beroperasi mulai hari ini hingga 11 April 2025. Posko ini melibatkan personel gabungan dari berbagai instansi, termasuk TNI, Polri, dan Badan SAR Nasional (Basarnas). Keberadaan posko ini bertujuan untuk memantau pergerakan penumpang, pesawat, dan pengguna jasa bandara secara komprehensif, serta memberikan respons cepat terhadap potensi gangguan atau kendala yang mungkin timbul.
Ruly Artha menegaskan komitmen YIA untuk memberikan pelayanan terbaik selama periode Lebaran. "Arus mudik dan balik harus terlayani dengan baik, diberi kelancaran, dan memastikan keamanan pada pergerakan penumpang menggunakan bandara YIA," ujarnya.
Antisipasi Cuaca Ekstrem dan Teknologi Pemantauan
Selain mempersiapkan diri menghadapi lonjakan penumpang, YIA juga berkoordinasi erat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem selama musim Lebaran. Kepala BMKG YIA, Warjono, memperkirakan bahwa cuaca selama periode tersebut berpotensi hujan, terutama pada pagi hari di wilayah selatan hingga sore hari di wilayah utara. Potensi hujan lebat juga perlu diwaspadai, terutama pada siang menjelang sore.
Untuk memantau kondisi cuaca secara akurat dan memberikan peringatan dini, BMKG YIA dilengkapi dengan peralatan pemantau canggih, seperti:
- Automatic Weather Observing System (AWOS): Sistem otomatis yang mengukur berbagai parameter cuaca di sekitar bandara, seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan arah angin.
- Radar Angin: Alat untuk mengukur kecepatan dan arah angin di berbagai ketinggian, memberikan informasi penting untuk navigasi pesawat.
- Radar Cuaca: Alat untuk mendeteksi dan memantau perkembangan awan hujan dan badai, memungkinkan BMKG memberikan peringatan dini tentang potensi cuaca buruk.
BMKG akan menerbitkan peringatan dini cuaca buruk tiga hari sebelum kejadian dan satu jam sebelum hujan ekstrem. Informasi ini akan diteruskan ke AirNav Indonesia, yang kemudian akan menyampaikan informasi tersebut kepada pilot pesawat.
"Kami melakukan pengawalan lewat peralatan di bandara yang sudah lengkap. Dari AWOS untuk take off dan landing, serta radar angin dan cuaca. Kami segera menginformasikan ini ke AirNav, yang kemudian akan menyampaikan informasi kepada pesawat," jelas Warjono. Dengan koordinasi yang baik dan pemanfaatan teknologi pemantauan cuaca, YIA berharap dapat meminimalkan dampak cuaca buruk terhadap operasional penerbangan dan memastikan keselamatan penumpang.
Dengan persiapan matang dan koordinasi lintas sektoral yang solid, YIA optimis dapat melayani para pemudik dengan aman, lancar, dan nyaman selama musim Lebaran 2025.