Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia, Bukti Ketahanan Ekonomi di Tengah Gejolak Global

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia: Sinyal Positif di Tengah Ketidakpastian Global

Lembaga pemeringkat internasional, Moody's, kembali menegaskan keyakinannya terhadap fundamental ekonomi Indonesia dengan mempertahankan sovereign credit rating (SCR) pada level Baa2 dengan outlook stabil. Keputusan ini menjadi angin segar di tengah gejolak ekonomi global dan membuktikan resiliensi Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan.

Penilaian Moody's didasarkan pada beberapa faktor kunci, antara lain:

  • Kekuatan Ekonomi Domestik: Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan solid didukung oleh permintaan domestik yang kuat, terutama dari konsumsi rumah tangga dan investasi. Bonus demografi dan kekayaan sumber daya alam juga menjadi daya tarik tersendiri.
  • Kredibilitas Kebijakan Moneter dan Fiskal: Komitmen pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga kredibilitas kebijakan moneter dan fiskal dinilai sangat positif. Konsistensi dalam menjaga stabilitas makroekonomi menjadi kunci kepercayaan investor.
  • Kebijakan Pro-Pertumbuhan: Upaya pemerintah dalam mendorong daya saing sektor manufaktur dan komoditas melalui hilirisasi industri turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Moody's juga menyoroti potensi peningkatan peringkat kredit Indonesia di masa depan jika pemerintah mampu memperkuat pendapatan negara, meningkatkan fleksibilitas fiskal, meningkatkan pertumbuhan dan daya saing ekonomi, serta memperdalam pasar keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ruang untuk terus berkembang dan meningkatkan profil kreditnya.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyambut baik keputusan Moody's ini. Menurutnya, penetapan peringkat tersebut mencerminkan keyakinan dunia internasional terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang solid di tengah ketidakpastian global. Perry menegaskan bahwa BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sinergi Kebijakan untuk Stabilitas dan Pertumbuhan

BI terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memitigasi dampak dari dinamika global. Selain itu, BI juga mendorong pembiayaan ekonomi melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), mendukung transformasi digital pemerintah, serta memperkuat hilirisasi dan ketahanan pangan.

Sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga terus dipererat untuk menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat semakin meningkatkan keyakinan investor global terhadap perekonomian Indonesia.

Komitmen BI sejalan dengan program Asta Cita pemerintah, yang berfokus pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan koordinasi yang kuat antara pemerintah dan BI, Indonesia diharapkan dapat terus menjaga stabilitas ekonomi dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah tantangan global yang semakin kompleks.