Erupsi Gunung Lewotobi: 26 Sekolah di Flores Timur Membutuhkan Perhatian Khusus

Dampak Erupsi Lewotobi: Puluhan Sekolah di Flores Timur Terancam, Proses Belajar Mengajar Terganggu

Jakarta - Erupsi dahsyat Gunung Lewotobi Laki-laki yang terjadi pada Kamis (20/3/2025) malam, telah menimbulkan dampak signifikan terhadap sektor pendidikan di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, mengungkapkan bahwa sebanyak 26 sekolah yang berada di kawasan rawan bencana terdampak langsung oleh erupsi tersebut.

"Kami telah mendata ada 26 sekolah yang terletak di kawasan rawan bencana, dan ini menjadi perhatian utama kami untuk segera dilakukan revitalisasi dan rehabilitasi," ujar Fajar usai mengikuti Rapat Tingkat Menteri di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Jumat (21/3/2025).

Fokus utama Kemendikdasmen saat ini adalah memastikan keberlangsungan pendidikan bagi anak-anak yang terdampak erupsi. Langkah-langkah darurat telah disiapkan untuk meminimalisir gangguan terhadap proses belajar mengajar.

"Prioritas kami adalah memastikan anak-anak tetap mendapatkan layanan pendidikan melalui ruang kelas darurat," tegas Fajar. Pemerintah pusat, melalui koordinasi dengan Dinas Pendidikan NTT, berupaya keras untuk menyediakan fasilitas dan dukungan yang diperlukan agar kegiatan belajar mengajar di kelas-kelas darurat dapat berjalan efektif.

Adaptasi Kurikulum dan Prioritas Pembelajaran

Menyadari situasi darurat yang dihadapi, Kemendikdasmen telah mengambil langkah strategis untuk menyederhanakan indikator capaian pembelajaran. Langkah ini bertujuan untuk memastikan materi pembelajaran esensial tetap tersampaikan kepada siswa di kelas-kelas darurat.

"Karena situasi yang ada, kami melakukan penyederhanaan indikator capaian pembelajaran. Pembelajaran yang sifatnya wajib harus tetap disampaikan untuk anak-anak di kelas darurat," jelas Fajar.

Lebih lanjut, Fajar memastikan bahwa ketersediaan guru untuk mengajar di kelas-kelas darurat masih terpenuhi. Hal ini menjadi krusial dalam menjaga semangat belajar siswa dan memastikan mereka tidak tertinggal dalam proses pendidikan.

Kondisi Terkini dan Upaya Mitigasi

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada Kamis malam disertai dengan suara ledakan dan gemuruh yang kuat, dengan amplitudo maksimum mencapai 47,6 mm dan durasi sekitar 11 menit 9 detik. Tinggi kolom abu vulkanik teramati mencapai kurang lebih 8.000 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 9.584 meter di atas permukaan laut. Arah kolom abu condong ke arah barat daya dan barat, dengan intensitas tebal berwarna kelabu hingga hitam.

Hujan pasir dan kerikil akibat erupsi juga melanda dua desa di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, menambah derita warga yang terdampak. Pemerintah daerah setempat telah melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman dan memberikan bantuan logistik.

Kemendikdasmen terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memantau perkembangan situasi dan memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi sekolah-sekolah dan siswa yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi. Revitalisasi dan rehabilitasi sekolah yang rusak menjadi prioritas utama setelah situasi memungkinkan.

Daftar Bantuan Mendesak:

Untuk kelancaran proses belajar mengajar di kelas darurat, beberapa bantuan mendesak yang dibutuhkan antara lain:

  • Tenda kelas darurat yang layak dan memadai.
  • Buku pelajaran dan alat tulis.
  • Seragam sekolah dan perlengkapan belajar lainnya.
  • Bantuan psikologis bagi siswa dan guru yang mengalami trauma akibat erupsi.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan proses pemulihan sektor pendidikan di Flores Timur dapat berjalan lancar dan anak-anak dapat segera kembali belajar dengan aman dan nyaman.