Bandara Husein Sastranegara Ditutup, Wisatawan Asing Menyusut, Bandung Andalkan Whoosh dan Diversifikasi Pariwisata
Bandung Hadapi Tantangan Pariwisata Pasca Penutupan Bandara Husein Sastranegara
Penutupan Bandara Husein Sastranegara telah memicu perdebatan tentang dampaknya terhadap industri pariwisata Kota Bandung. Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyoroti penurunan kunjungan wisatawan asing, khususnya dari kawasan Asia Tenggara. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengakui adanya penurunan tersebut, namun menekankan bahwa kehadiran kereta cepat Whoosh memberikan kompensasi signifikan.
"Data menunjukkan penurunan wisatawan asing dari Asia Tenggara, tetapi Whoosh telah mengisi celah tersebut," ujar Farhan di Jalan Braga, Bandung, pada Rabu (19/3/2025). Wisatawan Asia Tenggara sebelumnya sering memanfaatkan Bandara Husein Sastranegara untuk mengunjungi Bandung dan membeli produk lokal untuk dijual kembali di negara asal mereka. Penutupan bandara telah mengubah pola ini.
Dampak Lebih Luas pada Sektor Wisata
Penutupan Bandara Husein Sastranegara tidak hanya memengaruhi kunjungan wisatawan asing, tetapi juga berdampak pada sektor wisata lainnya. Farhan mencatat bahwa wisatawan domestik yang datang murni untuk berlibur tetap stabil, namun sektor wisata kesehatan, pendidikan, dan religi mengalami penurunan, terutama dari luar Jawa Barat. Dulu, penerbangan dari kota-kota seperti Medan, Batam, Ujung Pandang, dan Palembang sering membawa pelajar dan pebisnis ke Bandung. Hilangnya rute penerbangan ini telah memengaruhi kunjungan mereka.
Harapan pada Infrastruktur Darat
Namun, ada harapan dari peningkatan konektivitas darat. Farhan menyoroti bahwa kunjungan wisatawan dari Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Surabaya justru meningkat berkat keberadaan Tol Cisumdawu. Sebelumnya, rute penerbangan dari kota-kota ini ke Bandung relatif kecil dan terpengaruh oleh keberadaan jalan tol pada tahun 2023.
Diversifikasi Pariwisata Sebagai Solusi
Menyadari tantangan ini, Pemerintah Kota Bandung berupaya untuk meragamkan sektor pariwisata. Diversifikasi ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dari berbagai segmen dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis wisatawan tertentu. Namun, Farhan menekankan bahwa upaya ini membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Barat.
"Kami ingin mengembangkan sektor pariwisata yang lebih beragam. Kami juga berharap proposal dari Institut Teknologi Bandung mengenai pengembangan aglomerasi empat bandara – Cengkareng, Halim, Husein, dan Kertajati – dapat terwujud," kata Farhan, menegaskan dukungan penuh Pemerintah Kota Bandung terhadap inisiatif pemerintah provinsi dan pusat.
Menghidupkan Bandara Kertajati
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana juga menyoroti pentingnya menghidupkan Bandara Kertajati sebagai pengganti Bandara Husein Sastranegara. Ia menyarankan pengembangan destinasi wisata baru di sekitar bandara untuk menciptakan pemerataan pembangunan di Jawa Barat.
"Seperti di Jogja, destinasi wisata di dekat bandara baru harus diperbanyak agar ada minat untuk meningkatkan jumlah penerbangan yang datang," tuturnya.
Kesimpulan
Penutupan Bandara Husein Sastranegara telah menimbulkan tantangan bagi industri pariwisata Kota Bandung. Meskipun terjadi penurunan kunjungan wisatawan asing, kehadiran Whoosh dan peningkatan konektivitas darat memberikan harapan. Diversifikasi sektor pariwisata dan pengembangan Bandara Kertajati menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan di Kota Bandung dan Jawa Barat.
Berikut adalah poin-poin penting yang dibahas:
- Penurunan kunjungan wisatawan asing setelah penutupan Bandara Husein Sastranegara.
- Kompensasi dari kehadiran kereta cepat Whoosh.
- Dampak pada sektor wisata kesehatan, pendidikan, dan religi.
- Peningkatan kunjungan wisatawan dari Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Surabaya berkat Tol Cisumdawu.
- Upaya diversifikasi sektor pariwisata oleh Pemerintah Kota Bandung.
- Pentingnya dukungan dari pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Barat.
- Pengembangan Bandara Kertajati sebagai pengganti dan penciptaan destinasi wisata baru di sekitarnya.