Peggy Melati Sukma Alih Profesi: Dari Panggung Hiburan ke Padang Rumput Selandia Baru

Kisah Inspiratif Peggy Melati Sukma: Mengelola Peternakan Sapi di Negeri Kiwi

Peggy Melati Sukma, sosok yang dikenal sebagai artis dan pendakwah, kini menjalani kehidupan yang jauh berbeda. Bersama suaminya, Syekh Reza Abdul Jabbar, ia mengelola sebuah peternakan sapi perah di Selandia Baru. Sebuah keputusan yang membawanya pada pengalaman baru dan rutinitas yang menantang.

Dalam sebuah kesempatan wawancara di Studio Trans TV, Jakarta Selatan, Kamis (20/3/2025), Peggy menceritakan bagaimana hari-harinya kini dipenuhi dengan aktivitas memerah susu sapi, pagi dan sore, tanpa henti sepanjang tahun. "Kita itu daily farm, jadi hidupnya 365 hari memerah susu pagi dan sore, there's no break at all," ujarnya.

Bahkan, saat sapi-sapi betina memasuki masa kehamilan tua, rutinitas memerah susu tetap berjalan. Hal ini menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh Peggy dan suaminya. Perbedaan metode peternakan antara Selandia Baru dan Indonesia juga menjadi perhatian Peggy. Di Selandia Baru, sapi-sapi dibiarkan bebas merumput di padang, berbeda dengan di Indonesia yang umumnya dikandangkan.

Syekh Reza menambahkan bahwa beternak memiliki dinamika tersendiri. Siklus kehidupan ternak yang terus berputar, mulai dari kelahiran anak sapi hingga sapi dewasa yang menghasilkan keturunan, memberikan pengalaman unik dan tak terduga.

Adaptasi dan Tantangan di Negeri Orang

Perjalanan Peggy Melati Sukma menjadi peternak sapi di Selandia Baru dimulai sejak ia menikah dengan Syekh Reza Abdul Jabbar pada awal tahun 2023. Syekh Reza adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang telah lama menetap di Selandia Baru. Setelah menikah, Peggy memutuskan untuk pindah dan menetap di sana, mendampingi suaminya dalam kegiatan dakwah sekaligus terlibat aktif dalam mengelola peternakan dan pertanian mereka.

Kehidupan sebagai peternak di negeri orang tentu bukan tanpa tantangan. Selain perbedaan budaya dan bahasa, Peggy juga harus beradaptasi dengan iklim dan kondisi alam Selandia Baru. Namun, semangat dan ketekunannya dalam belajar dan bekerja keras membantunya mengatasi berbagai rintangan. Pengalamannya ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa perubahan karier dan gaya hidup adalah hal yang mungkin dilakukan dengan tekad yang kuat.

Berikut adalah perbedaan utama antara peternakan sapi di Selandia Baru dan Indonesia:

  • Sistem Pemeliharaan:
    • Selandia Baru: Sapi dibiarkan bebas merumput di padang rumput yang luas.
    • Indonesia: Sapi umumnya dikandangkan.
  • Rutinitas:
    • Selandia Baru: Memerah susu dilakukan setiap hari, pagi dan sore, tanpa henti.
    • Indonesia: Rutinitas memerah susu mungkin bervariasi tergantung pada jenis peternakan.
  • Iklim dan Kondisi Alam:
    • Selandia Baru: Memiliki iklim yang sejuk dan curah hujan yang cukup, mendukung pertumbuhan rumput yang baik.
    • Indonesia: Memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan hujan yang berbeda.

Kisah Peggy Melati Sukma adalah bukti nyata bahwa keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal baru dapat membawa pada pengalaman yang tak terduga dan memuaskan.