Pemerintah Pusat dan Daerah Bersinergi Tangani Dampak Erupsi Gunung Lewotobi
markdown
Pemerintah Pusat dan Daerah Bersinergi Tangani Dampak Erupsi Gunung Lewotobi
Jakarta – Pemerintah pusat dan daerah menunjukkan komitmen bersama dalam menanggulangi dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Rapat koordinasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Jumat (21/3/2025), menjadi bukti nyata sinergi ini.
Rapat yang berlangsung di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo, Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Wamen PUPR) Diana Kusumastuti, dan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamen Dikdasmen) Atip Latipulhayat. Kehadiran para wakil menteri ini mengindikasikan keseriusan pemerintah pusat dalam menangani berbagai aspek dampak erupsi, mulai dari bantuan sosial, infrastruktur, hingga pendidikan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Gubernur NTT Melki Laka Lena, dan Bupati Flores Timur Antonius Doni Dihen juga turut hadir dalam rapat tersebut. Kehadiran perwakilan dari tingkat daerah ini sangat penting untuk memastikan bahwa penanganan erupsi dilakukan secara terkoordinasi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Menko PMK Pratikno menyampaikan apresiasi kepada Gubernur NTT dan Bupati Flores Timur atas respons cepat mereka dalam menghadapi bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan konflik sosial yang terjadi di Adonara. Beliau juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut.
"Hari-hari pertama bapak sebagai Gubernur langsung ada tugas berat, tapi bapak-bapak kan sudah berpengalaman, jadi beberapa PR insyaallah akan segera ditangani oleh bapak Gubernur dan bapak Bupati," kata Pratikno.
Gunung Lewotobi Laki-laki, hingga saat ini masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan. Erupsi terbaru yang terjadi pada Kamis malam (20/3/2025) menghasilkan awan panas yang mengarah ke wilayah yang berbeda dibandingkan erupsi sebelumnya pada November 2024. Perubahan arah abu vulkanik ini menuntut penyesuaian strategi penanganan dan evakuasi warga.
Rapat koordinasi yang berlangsung secara tertutup ini membahas berbagai langkah strategis untuk meminimalkan dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Beberapa poin penting yang menjadi fokus pembahasan antara lain:
- Evakuasi dan Relokasi Warga: Memastikan warga yang berada di zona bahaya telah dievakuasi ke tempat yang aman dan layak. Pemerintah juga mempertimbangkan opsi relokasi bagi warga yang rumahnya rusak akibat erupsi.
- Penyediaan Bantuan Logistik: Memastikan ketersediaan dan distribusi bantuan logistik yang memadai, seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan perlengkapan kebutuhan sehari-hari.
- Penanganan Kesehatan: Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada warga yang terdampak erupsi, termasuk penanganan luka bakar, gangguan pernapasan, dan masalah kesehatan lainnya.
- Pemulihan Infrastruktur: Memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat erupsi, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya.
- Pemulihan Ekonomi: Membantu masyarakat yang kehilangan mata pencaharian akibat erupsi untuk memulihkan kondisi ekonomi mereka.
Selain penanganan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, rapat koordinasi ini juga membahas upaya penyelesaian konflik sosial yang terjadi di Adonara. Pemerintah berkomitmen untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik.
Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat mempercepat proses penanganan dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan penyelesaian konflik sosial di Adonara, sehingga masyarakat dapat segera pulih dan kembali hidup normal.