Krisis Juventus: Vladimir Jugovic Soroti Keseimbangan Tim dan Tanggung Jawab Kolektif
Juventus Terpuruk: Bukan Hanya Salah Thiago Motta
Juventus tengah mengalami periode sulit setelah menelan kekalahan beruntun di Serie A. Mantan gelandang Juventus, Vladimir Jugovic, angkat bicara mengenai performa buruk La Vecchia Signora. Ia menekankan bahwa kemunduran ini bukan semata-mata tanggung jawab pelatih Thiago Motta, melainkan seluruh elemen tim.
Musim ini, di bawah arahan Thiago Motta, Juventus sebenarnya menunjukkan performa yang cukup stabil. Mereka hanya menderita satu kekalahan dalam 27 pertandingan Serie A. Namun, performa inkonsisten membuat Juventus kesulitan untuk bersaing dengan Inter Milan dan Napoli dalam perburuan gelar Scudetto.
Kekhawatiran semakin meningkat setelah Juventus dihancurkan Atalanta dengan skor 0-4 dan dipermalukan Fiorentina 0-3. Yang lebih mengkhawatirkan, Dusan Vlahovic dan rekan-rekannya gagal mencetak gol dalam dua pertandingan tersebut, sementara gawang mereka kebobolan tujuh kali.
Jugovic melihat adanya masalah keseimbangan dan kekompakan dalam tim. Ia menilai, kekalahan telak dari Atalanta dan Fiorentina adalah sesuatu yang tidak bisa diterima bagi tim sekelas Juventus. Meskipun Thiago Motta memiliki tanggung jawab sebagai pelatih, Jugovic percaya bahwa kesalahan terletak pada semua pemain, staf pelatih, dan manajemen klub.
"Kebobolan tujuh gol dalam dua pertandingan bukanlah ciri khas Juventus," ujar Jugovic kepada Gazzetta dello Sport. "Tidak di masa lalu, dan seharusnya tidak terjadi saat ini."
"Dari jauh, sulit untuk menunjuk masalah sebenarnya. Namun, jika Anda kebobolan sebanyak itu, jelas ada kekurangan keseimbangan dan kekompakan, baik di dalam tim maupun di lingkungan sekitarnya."
"Bagi tim seperti Juventus, menderita dua kekalahan beruntun melawan Atalanta dan Fiorentina dengan cara seperti itu sulit diterima. Thiago Motta memang pelatihnya, dan dia punya tanggung jawab. Namun, di momen-momen seperti ini, kesalahan ada pada semua orang," tegas Jugovic.
Saat ini, Juventus terlempar ke peringkat kelima klasemen Serie A dengan 52 poin. Mereka tertinggal satu poin dari Bologna (peringkat 4) dan hanya unggul satu poin dari Lazio (peringkat 6) serta dua poin dari AS Roma (peringkat 7). Setelah jeda internasional, Juventus akan menjamu Genoa di pertandingan lanjutan Serie A.
Analisis Lebih Lanjut:
Komentar Jugovic menyoroti masalah mendalam yang dihadapi Juventus. Lebih dari sekadar taktik atau strategi, ia menekankan pentingnya keseimbangan dan kekompakan tim. Kekalahan beruntun yang dialami Juventus mengindikasikan adanya masalah internal yang perlu segera diatasi.
Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap penurunan performa Juventus antara lain:
- Kurangnya kreativitas di lini tengah: Juventus kesulitan menciptakan peluang dan mengalirkan bola ke lini depan.
- Pertahanan yang rapuh: Kebobolan tujuh gol dalam dua pertandingan menunjukkan adanya masalah koordinasi dan konsentrasi di lini belakang.
- Mentalitas yang kurang kuat: Kekalahan telak dapat mempengaruhi kepercayaan diri pemain dan menyebabkan penurunan performa secara keseluruhan.
- Tekanan ekspektasi yang tinggi: Sebagai salah satu klub terbesar di Italia, Juventus selalu dituntut untuk meraih kemenangan. Tekanan ini dapat mempengaruhi performa pemain, terutama di saat-saat sulit.
Thiago Motta memiliki tugas berat untuk memulihkan performa Juventus dan mengembalikan kepercayaan diri tim. Ia perlu mencari solusi untuk mengatasi masalah keseimbangan, kekompakan, dan mentalitas tim. Selain itu, dukungan dari manajemen klub dan para pemain senior juga sangat penting untuk membantu Juventus keluar dari krisis ini.
Pertandingan Melawan Genoa:
Pertandingan melawan Genoa setelah jeda internasional akan menjadi ujian penting bagi Juventus. Mereka harus mampu meraih kemenangan untuk mengembalikan kepercayaan diri dan menjaga peluang mereka untuk lolos ke Liga Champions musim depan. Pertandingan ini juga akan menjadi kesempatan bagi Thiago Motta untuk membuktikan kemampuannya sebagai pelatih dan menunjukkan bahwa ia mampu membawa Juventus keluar dari keterpurukan.