Tajikistan Perketat Aturan Busana: Larangan Hijab dan Rok Mini Jadi Sorotan
Tajikistan Perketat Aturan Busana: Larangan Hijab dan Rok Mini Jadi Sorotan
Pemerintah Tajikistan semakin memperketat aturan berpakaian yang berfokus pada pelestarian identitas nasional. Kebijakan ini menuai kontroversi karena melarang penggunaan hijab serta rok mini, dan mendorong warga untuk mengenakan pakaian tradisional. Rencana ini dijadwalkan akan diresmikan pada Juli 2025.
Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari upaya yang telah berlangsung sejak 2018, di mana pemerintah Tajikistan mulai menganjurkan wanita untuk menghindari pakaian yang dianggap terlalu terbuka, seperti rok mini dan pakaian dengan garis leher rendah. Selain itu, penggunaan jilbab hitam atau penutup kepala ala Timur Tengah juga tidak diperkenankan. Pemerintah lebih menyarankan wanita untuk mengenakan jubah tradisional Tajikistan yang panjang dan berwarna cerah.
Alasan di Balik Aturan Berpakaian
Menurut pejabat Kementerian Kebudayaan Tajikistan, Khurshed Nizomi, aturan berpakaian ini didasarkan pada nilai-nilai ilmiah dan historis Tajikistan. Tujuannya adalah untuk mempromosikan identitas nasional dan budaya lokal. Pemerintah berencana untuk memberikan panduan detail mengenai pakaian yang sesuai untuk berbagai kesempatan, mulai dari tempat kerja hingga acara perayaan, bahkan di rumah.
Kritik dan Kontroversi
Kebijakan ini menuai kritik dari berbagai pihak, terutama dari kalangan wanita yang merasa hak mereka untuk memilih pakaian telah dilanggar. Firuza Naimova, seorang apoteker dan salah satu pengkritik kebijakan ini, mempertanyakan prioritas pemerintah dalam menangani masalah yang lebih mendesak, seperti masalah ekonomi, sosial, kurangnya pasokan listrik, dan kualitas udara yang buruk.
"Ada banyak masalah ekonomi dan sosial, kurangnya listrik, kualitas udara, emigrasi. Mengapa mereka ingin memberi pelajaran kepada wanita? Mereka bisa memilih pakaian mereka sendiri," ujar Naimova.
Upaya Pemerintah Mempromosikan Pakaian Tradisional
Sebagai alternatif, pemerintah Tajikistan mendorong para perancang busana lokal untuk menciptakan pakaian modern yang terinspirasi dari tradisi budaya. Khurshed Sattorov, seorang desainer lokal, menyatakan bahwa mereka menciptakan gaun modern dengan menggunakan kekayaan tradisi budaya Tajikistan untuk penggunaan sehari-hari. Bagi wanita yang ingin menutupi rambut, mereka menyediakan tekstil nasional yang dapat digunakan sebagai kerudung.
Aturan untuk Pria
Saat ini, belum ada aturan berpakaian yang ketat untuk pria. Namun, pria Tajikistan dilarang menumbuhkan jenggot atau terlibat dalam aktivitas yang dianggap terkait dengan ekstremisme Islam. Kementerian Kebudayaan juga sedang mempertimbangkan untuk menyusun manual terpisah mengenai aturan berpakaian tradisional untuk pria.
Implikasi Lebih Luas
Undang-undang yang disahkan pada tahun 2024 oleh Presiden Emomali Rahmon, yang melarang impor dan penjualan pakaian asing serta pemakaiannya di tempat umum, semakin memperkuat upaya pemerintah untuk mempromosikan pakaian tradisional. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga identitas nasional Tajikistan dan mengurangi pengaruh budaya asing.
Daftar Poin Penting:
- Larangan Hijab dan Rok Mini: Aturan baru melarang penggunaan hijab dan rok mini sebagai bagian dari upaya pelestarian identitas nasional.
- Anjuran Pakaian Tradisional: Pemerintah menganjurkan wanita untuk mengenakan jubah tradisional Tajikistan yang panjang dan berwarna cerah.
- Kritik dan Kontroversi: Kebijakan ini menuai kritik dari berbagai pihak yang merasa hak mereka untuk memilih pakaian telah dilanggar.
- Promosi Pakaian Lokal: Pemerintah mendorong perancang busana lokal untuk menciptakan pakaian modern yang terinspirasi dari tradisi budaya Tajikistan.
- Aturan untuk Pria: Meskipun belum ada aturan berpakaian yang ketat, pria Tajikistan dilarang menumbuhkan jenggot atau terlibat dalam aktivitas yang dianggap terkait dengan ekstremisme Islam.