Jajaran Direksi dan Komisaris BCA Serentak Tambah Kepemilikan Saham BBCA di Tengah Volatilitas Pasar

Direksi dan Komisaris BCA Kompak Tingkatkan Investasi di Saham BBCA

Di tengah gejolak pasar modal yang sempat diwarnai trading halt akibat penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), jajaran direksi dan komisaris PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menunjukkan kepercayaan diri terhadap fundamental perusahaan dengan melakukan aksi pembelian saham BBCA secara bersamaan. Aksi korporasi ini dilakukan pada Selasa, 18 Maret 2025, menjelang periode cum dividen saham BBCA.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 21 Maret 2025, tercatat sejumlah nama penting di tubuh BCA yang aktif menambah kepemilikan sahamnya, diantaranya:

  • Jahja Setiaatmadja (Presiden Direktur): Memborong 1.031.359 lembar saham dengan harga rata-rata Rp 8.975,05 per saham. Total investasi yang digelontorkan mencapai Rp 9,25 miliar. Pembelian dilakukan secara bertahap dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 8.350 hingga Rp 8.500 per saham. Setelah transaksi ini, kepemilikan saham Jahja meningkat menjadi 35,80 juta lembar atau 0,029% dari total saham BBCA.

  • Gregory Hendra Lembong (Wakil Presiden Direktur): Menambah 553.735 lembar saham dengan harga yang sama, yaitu Rp 8.975,05 per saham. Investasi yang dikeluarkan mencapai Rp 4,96 miliar. Kepemilikan sahamnya kini menjadi 1,53 juta lembar atau 0,001%.

  • John Kosasih (Direktur): Membeli 318.416 lembar saham BBCA seharga Rp 8.975,05 per saham, dengan nilai transaksi Rp 2,85 miliar. Kepemilikan sahamnya naik menjadi 1,09 juta lembar atau 0,001%.

  • Haryanto Tiara Budiman (Direktur): Menginvestasikan Rp 2,52 miliar untuk membeli 281.276 lembar saham pada harga Rp 8.975,05 per saham. Kini memiliki 1,05 juta lembar saham atau 0,001% dari total saham BBCA.

  • Vera Eve Lim (Direktur): Melakukan dua kali transaksi pembelian. Pertama, membeli 400.777 lembar saham seharga Rp 8.975,05 per saham dan yang kedua membeli 118.500 saham di harga Rp 8.400. Total investasi mencapai Rp 4,58 miliar, sehingga kepemilikan sahamnya menjadi 2,73 juta lembar atau 0,002%.

  • Santoso (Direktur): Menambah 358.126 lembar saham dengan harga Rp 8.975,05 per saham, senilai Rp 3,21 miliar. Kepemilikan sahamnya menjadi 3,16 juta lembar atau 0,003%.

  • Tan Ho Hien atau Subur Tan (Direktur): Membeli 458.872 lembar saham dengan harga yang sama, yaitu Rp 8.975,05 per saham, senilai Rp 4,11 miliar. Kepemilikan sahamnya kini menjadi 11,16 juta lembar atau 0,009%.

  • Rudy Sutanto (Direktur): Memborong 523.584 saham BBCA di harga Rp 8.975,05 per saham. Transaksi ini bernilai Rp 4,69 miliar sehingga total sahamnya menjadi 3,43 juta saham atau setara 0,003 persen.

  • Lianawaty Suwono (Direktur): Membeli 336.432 saham BBCA di harga Rp 8.975,05 per saham. Transaksi ini bernilai Rp 3,01 miliar. Kemudian, ia kembali mencatatkan dua transaksi pembelian saham dengan jumlah dan harga yang berbeda yaitu membeli sebanyak 119.800 saham di harga 8.325 per saham dan mengakumulasi kepemilikan BBCA sebanyak 119.500 saham di harga Rp 8.350 per saham sehingga total sahamnya menjadi 2,84 juta saham BBCA setara 0,002 persen.

  • Antonius Widodo Mulyono (Direktur): Membeli sebanyak 178.327 saham dengan harga 8.975,05 per saham. Ia perlu mengeluarkan uang senilai Rp 1,60 miliar sehingga total sahamnya menjadi 440.838 juta saham BBCA setara 0 persen.

  • Frengky Chandra Kusuma (Direktur): Membeli saham BBCA sebanyak 291.942 dengan harga 8.975,05 per saham dan kembali memborong sebanak 30.000 saham dengan harga 8.450 per saham sehingga total sahamnya menjadi 2,42 juta saham atau setara 0,002 persen.

  • Tonny Kusnadi (Komisaris): Turut serta membeli 232.377 lembar saham dengan harga Rp 8.975,05 per saham, senilai Rp 2,08 miliar. Kepemilikannya meningkat menjadi 7,50 juta lembar atau 0,006%.

  • Djohan Emir Setijoso (Komisaris): Menambah 273.558 lembar saham dengan investasi Rp 2,45 miliar, sehingga memiliki total 107,09 juta lembar saham atau 0,087% dari total saham BBCA.

Aksi pembelian saham oleh jajaran direksi dan komisaris ini terjadi di tengah tren penurunan harga saham BBCA dalam beberapa waktu terakhir. Pada penutupan perdagangan Kamis, 20 Maret 2025, saham BBCA ditutup pada level Rp 8.375, menguat tipis 0,60%. Namun, secara mingguan saham ini telah terkoreksi 6,69%, dan dalam sebulan terakhir turun 6,94%. Sejak awal tahun 2025, harga saham BBCA telah turun 13,44% dari posisi Rp 9.900.

Sentimen Positif di Tengah Pelemahan

Langkah strategis dari para pemimpin BCA ini dapat diinterpretasikan sebagai sinyal positif bagi investor. Aksi insider buying ini seringkali dipandang sebagai keyakinan manajemen terhadap prospek perusahaan di masa depan, bahkan di tengah kondisi pasar yang kurang menguntungkan. Hal ini dapat memicu sentimen positif dan mendorong investor lain untuk mempertimbangkan investasi pada saham BBCA.