Gaza Dilanda Krisis Kemanusiaan: Rumah Sakit Kewalahan Tangani Korban Serangan Israel
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Rumah Sakit Berjuang di Tengah Serangan Israel
Jalur Gaza kembali menghadapi krisis kemanusiaan yang mendalam menyusul peningkatan intensitas serangan dari Israel. Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan bahwa fasilitas kesehatan di wilayah tersebut kewalahan dalam menangani lonjakan tajam jumlah korban luka dan meninggal. Situasi diperburuk oleh terhambatnya pasokan bantuan kemanusiaan, menyebabkan kelangkaan obat-obatan dan peralatan medis esensial.
Kondisi Rumah Sakit yang Mencekam
Para tenaga medis di Gaza menggambarkan kondisi rumah sakit sebagai "kiamat". Mereka harus membuat pilihan sulit dalam menentukan pasien mana yang harus diprioritaskan karena keterbatasan sumber daya. Korban luka, termasuk banyak anak-anak dengan luka mengerikan seperti anggota tubuh terputus, membanjiri unit gawat darurat. Dr. Muhammad Abuafash, direktur Bantuan Medis Palestina, menyaksikan langsung pemandangan mengerikan di rumah sakit al-Ahli, Kota Gaza, di mana pasien dan jenazah bercampur di lantai, sementara tenaga medis yang ada berjuang memberikan pertolongan.
Dr. Tanya Haj-Hassan, seorang dokter perawatan intensif anak yang bertugas di Rumah Sakit Nasser, Gaza selatan, menggambarkan suasana kacau di unit gawat darurat setelah serangan udara dahsyat. Tempat tidur perawatan intensif anak sudah penuh, dan puluhan jenazah langsung dibawa ke kamar mayat dalam beberapa jam pertama. Situasi ini menyoroti kebutuhan mendesak akan bantuan medis dan kemanusiaan untuk meringankan beban para petugas kesehatan yang berjuang menyelamatkan nyawa di tengah keterbatasan yang ekstrem.
Dampak Serangan Israel
Serangan intensif Israel telah menyebabkan ratusan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, menjadi korban. Pejabat kesehatan Palestina melaporkan bahwa lebih dari 400 orang tewas hanya dalam beberapa jam. Serangan-serangan ini menghancurkan ketenangan yang rapuh setelah gencatan senjata sebelumnya. Warga sipil dan pekerja bantuan internasional terbangun di tengah malam oleh suara ledakan dahsyat, menandakan dimulainya kembali operasi militer dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Blokade yang berkelanjutan terhadap Gaza memperburuk krisis ini. Rumah sakit kekurangan pasokan dasar seperti bahan bakar untuk generator, perlengkapan bedah, dan obat-obatan. Hanya tujuh rumah sakit di seluruh wilayah yang mampu memberikan layanan medis. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena menghambat kemampuan tenaga medis untuk memberikan perawatan yang memadai kepada para korban luka. Kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan dan gencatan senjata permanen menjadi semakin jelas untuk mencegah tragedi yang lebih besar di Gaza.
Dampak Psikologis
Selain luka fisik, krisis ini juga memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi warga Gaza, terutama anak-anak. Trauma akibat serangan dan kehilangan orang-orang terkasih dapat menyebabkan masalah kesehatan mental jangka panjang. Dukungan psikologis dan konseling sangat dibutuhkan untuk membantu mereka mengatasi pengalaman traumatis ini.
Seruan untuk Bantuan Internasional
Situasi di Gaza memerlukan respons segera dari komunitas internasional. Bantuan kemanusiaan yang memadai, termasuk obat-obatan, peralatan medis, dan bahan bakar, harus segera disalurkan untuk meringankan penderitaan warga sipil. Selain itu, tekanan diplomatik harus ditingkatkan untuk mencapai gencatan senjata permanen dan mengakhiri blokade terhadap Gaza. Dunia tidak boleh berpaling dari krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
Daftar kebutuhan mendesak di Gaza:
- Obat-obatan dan perlengkapan medis
- Bahan bakar untuk generator rumah sakit
- Makanan dan air bersih
- Dukungan psikologis
- Perlindungan bagi warga sipil