Pengusaha Truk Jawa Timur Gelar Aksi Protes, Tuntut Revisi Pembatasan Angkutan Lebaran

Ratusan Pengusaha Truk Geruduk DPRD Jatim, Suarakan Penolakan SKB Pembatasan Angkutan Lebaran

Ratusan pengusaha truk yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Timur menggelar aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Jawa Timur, Surabaya, pada Kamis (20/3/2025). Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Dirjen dan Korlantas Polri yang mengatur pembatasan lalu lintas angkutan barang selama periode Lebaran yang dinilai terlalu panjang.

Dipimpin langsung oleh Ketua DPD Aptrindo Jawa Timur, Sundoro, para pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi mereka dengan lantang. Mereka menuntut pemerintah untuk merevisi SKB tersebut dan mengembalikan aturan pembatasan lalu lintas angkutan barang menjadi enam hari, yaitu mulai dari H-3 hingga H+3 Hari Raya Idul Fitri. Sundoro menegaskan bahwa pembatasan selama 16 hari akan berdampak signifikan terhadap kelancaran distribusi logistik dan berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi para pengusaha.

"Pembatasan selama itu sangat merugikan kami. Bayangkan, satu truk kontainer bisa menghasilkan 10 hingga 15 dollar per hari. Jika ribuan truk tidak bisa beroperasi selama 16 hari, kerugiannya akan sangat besar," ujar Sundoro di sela-sela aksi.

Sundoro menambahkan bahwa Jawa Timur memiliki sekitar 16.000 hingga 17.000 truk logistik yang beroperasi setiap harinya. Ia khawatir jika SKB tersebut tetap diberlakukan, kegiatan ekspor dan impor akan terganggu, yang pada akhirnya akan berdampak pada perekonomian daerah dan nasional.

"Kita sangat bergantung pada sektor impor dan ekspor. Jika aktivitas ini terganggu, apa yang akan menjadi sumber penghasilan bagi kita semua?" tanyanya retoris.

Tuntutan Pengusaha Truk: Pembatasan 6 Hari dan Pengecualian Barang Ekspor-Impor

Selain meminta pembatasan dikembalikan menjadi 6 hari, para pengusaha truk juga menuntut adanya pengecualian bagi angkutan barang ekspor dan impor. Mereka berpendapat bahwa barang-barang tersebut harus tetap bisa bergerak untuk menjaga kelancaran rantai pasok dan memenuhi kebutuhan pasar.

"Kami memahami pentingnya kelancaran arus lalu lintas selama Lebaran. Namun, kami juga berharap pemerintah bisa mempertimbangkan kepentingan sektor logistik. Pengecualian untuk barang ekspor dan impor akan membantu menjaga stabilitas ekonomi," jelas Sundoro.

Sebelumnya, massa aksi bergerak dari Bundaran Waru, Sidoarjo, menuju Jalan Ahmad Yani dengan membawa puluhan truk. Ketua DPC Aptrindo Surabaya, I Wayan Sumadita, menjelaskan bahwa rute yang dilalui meliputi Jalan Ahmad Yani, Jalan Darmo, Jalan Basuki Rahmat, hingga Jalan Indrapura.

Aptrindo Ancam Gelar Aksi Lanjutan Jika Tuntutan Tak Digubris

Sundoro menegaskan bahwa pihaknya akan terus menggelar aksi demonstrasi jika pemerintah tidak segera merespons tuntutan mereka. Ia berharap pemerintah dapat membuka dialog dengan para pengusaha truk untuk mencari solusi terbaik.

"Kami cinta negara ini dan ingin berkontribusi positif bagi pembangunan. Namun, kami juga tidak bisa tinggal diam jika kebijakan pemerintah merugikan kami. Jika tuntutan kami tidak digubris, kami akan terus melakukan aksi sampai ada perubahan yang signifikan," tegasnya.

Poin-poin tuntutan pengusaha truk:

  • Revisi masa pembatasan angkutan barang dalam SKB menjadi 6 hari (H-3 hingga H+3 Lebaran).
  • Pengecualian barang ekspor dan impor dari pembatasan.
  • Penerapan pembatasan hanya 6 hari di Jawa Timur karena tidak ada kepadatan di dalam tol.