Terlilit Persoalan Rumah Tangga dan Pendidikan Anak, Seorang Ibu di Medan Nyaris Akhiri Hidup di Flyover
MEDAN, SUMUTPOS.CO - Seorang wanita paruh baya berinisial NPK (40) hampir saja mengakhiri hidupnya dengan cara tragis di Fly Over Amplas, Medan, pada Rabu (19/3/2025). Aksi nekat tersebut diduga dipicu oleh akumulasi masalah yang membelit kehidupannya, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya hingga kesulitan ekonomi yang menyebabkan anaknya dikeluarkan dari sekolah.
Peristiwa ini pertama kali disadari oleh warga sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka melihat NPK berada di atas Fly Over dengan gelagat mencurigakan. Khawatir dengan keselamatannya, warga segera menghubungi petugas kepolisian yang sedang bertugas di pos lalu lintas Jalan Sisingamangaraja. Aipda Damendra Butar Butar, Aiptu Faisal, dan Ipda Wahyu, personel Direktorat Lalu Lintas Polda Sumut, merespon cepat laporan tersebut dan bergegas menuju lokasi.
"Kami langsung menuju fly over mengarah ke Polda Sumut. Namun, sesampainya di sana, perempuan tersebut sudah tidak ada. Kami pun memutuskan untuk memutar balik dan mengecek ulang di sepanjang jalan," ungkap Aipda Damendra dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/3/2025).
Pencarian intensif membuahkan hasil. Ketiga polisi tersebut menemukan NPK dalam kondisi lemas di sebuah halte bus, sekitar 100 meter dari Fly Over. Diduga, NPK telah mengurungkan niatnya untuk melompat dan berjalan menjauh dari lokasi.
Setelah berhasil ditenangkan, NPK menceritakan permasalahan yang membebaninya. Ia mengaku baru saja menghadiri sidang perceraian dengan suaminya di Pengadilan Agama Medan, yang lokasinya tak jauh dari Fly Over Amplas. Proses perceraian yang berat dan kenyataan bahwa ia kerap menjadi korban KDRT menjadi pukulan telak baginya. Ditambah lagi, anaknya terpaksa putus sekolah karena ketidakmampuan membayar biaya pendidikan.
"Dia habis sidang, frustrasi katanya. Kemudian anaknya dikeluarkan dari sekolah karena tidak mampu bayar uang sekolah," jelas Damendra.
Usai mendengar curahan hati NPK, pihak kepolisian segera mengambil tindakan. NPK dibawa ke Polsek Medan Kota untuk membuat laporan polisi terkait KDRT yang dialaminya. Polisi juga memberikan pendampingan psikologis kepada NPK untuk membantu memulihkan kondisinya.
"Saat ini, NPK tengah mendapatkan pendampingan dari pihak kepolisian agar dapat menjalani proses hukum terkait dugaan KDRT yang dialaminya dan pemulihan kondisi psikologisnya," imbuh Damendra.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya dukungan bagi korban KDRT dan keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi. Bantuan psikologis dan pendampingan hukum sangat dibutuhkan untuk membantu mereka keluar dari situasi sulit dan membangun kembali kehidupan mereka.
Kontak Bantuan
- Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami depresi atau memiliki pikiran untuk bunuh diri, jangan ragu untuk mencari bantuan. Anda tidak sendiri.
- Layanan konseling dan dukungan psikologis tersedia untuk membantu Anda melewati masa sulit ini.
- Kunjungi website Into the Light Indonesia untuk informasi lebih lanjut tentang layanan konseling dan dukungan kesehatan jiwa.
Pentingnya Dukungan dan Kesadaran
Kasus NPK adalah cerminan dari permasalahan sosial yang kompleks. KDRT dan kesulitan ekonomi dapat menjadi pemicu depresi dan bahkan tindakan bunuh diri. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan isu-isu ini dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan. Pemerintah dan organisasi non-pemerintah juga perlu meningkatkan akses terhadap layanan konseling, bantuan hukum, dan program-program pemberdayaan ekonomi untuk membantu individu dan keluarga yang rentan.
Daftar Kata Kunci Penting:
- KDRT
- Percobaan Bunuh Diri
- Fly Over Amplas
- Medan
- Frustrasi
- Perceraian
- Kesulitan Ekonomi
- Putus Sekolah
- Polsek Medan Kota
- Pendampingan Psikologis