Banjir Bekasi Telan Kerugian Rp 101 Miliar, BNPB Ungkap Dampak Signifikan di Jabodetabek

Kerugian Akibat Banjir Bekasi Tembus Rp 101 Miliar

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayjen TNI Suharyanto, mengungkapkan dampak finansial yang signifikan akibat banjir yang melanda Bekasi pada awal Maret 2025. Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana yang diselenggarakan di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis (20/3/2025), Suharyanto menyatakan bahwa kerugian material langsung yang dialami masyarakat dan pemerintah daerah Kota Bekasi mencapai Rp 101 miliar.

"Bapak Wali Kota Bekasi melaporkan bahwa kerugian langsung akibat banjir tanggal 3 Maret lalu mencapai Rp 101 miliar," ujar Suharyanto. Angka ini mencerminkan dampak langsung yang dirasakan masyarakat, termasuk kerusakan harta benda, kendaraan, dan bangunan.

BNPB terus melakukan perhitungan kerugian secara komprehensif, mengingat proses rehabilitasi dan rekonstruksi masih berlangsung. Kerugian sebesar Rp 101 miliar merupakan angka sementara yang berfokus pada dampak langsung terhadap masyarakat.

Dampak Banjir Jabodetabek Capai Rp 800 Miliar

Selain kerugian di Bekasi, Suharyanto juga menyoroti dampak banjir yang lebih luas di wilayah Jabodetabek. Berdasarkan perhitungan sementara dari Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, total kerugian pasca-banjir di Jabodetabek diperkirakan mencapai Rp 800 miliar. Angka ini mencakup biaya yang dibutuhkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur serta pemulihan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

"Angka Rp 800 miliar itu adalah perhitungan pasca-banjir, termasuk biaya rehabilitasi dan rekonstruksi. Angka ini masih bersifat sementara dan akan terus berkembang seiring dengan proses pemulihan yang berjalan," jelas Suharyanto.

Banjir awal Maret 2025 telah menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur publik, perumahan, dan sektor ekonomi di Jabodetabek. Pemerintah pusat dan daerah terus berkoordinasi untuk mempercepat proses pemulihan dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.

Fokus Pemulihan dan Mitigasi Bencana

BNPB menekankan pentingnya upaya mitigasi bencana untuk mengurangi risiko dan dampak banjir di masa depan. Langkah-langkah seperti normalisasi sungai, pembangunan sistem drainase yang memadai, dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang risiko banjir menjadi prioritas utama.

Rakornas Penanggulangan Bencana menjadi platform penting untuk membahas strategi dan langkah-langkah konkret dalam menghadapi berbagai potensi bencana di Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas dan koordinasi dalam penanggulangan bencana guna melindungi masyarakat dan mengurangi kerugian akibat bencana.

Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Kerugian Material: Banjir Bekasi menyebabkan kerugian material langsung sebesar Rp 101 miliar.
  • Dampak Jabodetabek: Total kerugian banjir di Jabodetabek diperkirakan mencapai Rp 800 miliar.
  • Rehabilitasi dan Rekonstruksi: Proses rehabilitasi dan rekonstruksi masih berlangsung dan membutuhkan sumber daya yang signifikan.
  • Mitigasi Bencana: Upaya mitigasi bencana menjadi kunci untuk mengurangi risiko banjir di masa depan.
  • Koordinasi Pemerintah: Pemerintah pusat dan daerah terus berkoordinasi dalam penanggulangan bencana.

BNPB terus berupaya untuk memberikan informasi yang akurat dan terkini kepada masyarakat serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi masyarakat dari dampak bencana.