Tragedi Dian Anyar: Pergerakan Tanah Berulang, Ancaman Tersembunyi di Balik Perumahan Purwakarta

Tanah Bergerak di Purwakarta: Sejarah Kelam dan Ancaman yang Mengintai

Perumahan Dian Anyar di Kelurahan Cisereuh, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kembali menjadi sorotan akibat pergerakan tanah yang mengakibatkan kerusakan pada beberapa rumah warga. Kejadian terbaru ini, yang viral di media sosial, mengingatkan akan peristiwa serupa yang pernah melanda kawasan ini satu dekade silam. Dua rumah dilaporkan ambruk, dan satu rumah mengalami kerusakan signifikan akibat longsor di bagian belakang.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Purwakarta, membenarkan adanya riwayat pergerakan tanah di lokasi tersebut. Pada tahun 2012, enam rumah mengalami kerusakan parah akibat fenomena serupa. Lokasi rumah-rumah yang hancur pada 2012 berdekatan dengan rumah yang baru-baru ini ambruk. Saat ini, lahan bekas rumah-rumah tersebut telah diubah menjadi lapangan bulu tangkis.

Vielsa Mughny R Rofa, salah seorang warga yang rumahnya terdampak, mengungkapkan adanya retakan panjang di lapangan bulu tangkis tersebut. Retakan ini memisahkan bagian depan lapangan yang berbatasan dengan jalan dan bagian belakang yang berdekatan dengan lereng. Nuna, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa para korban pergerakan tanah tahun 2012 telah direlokasi ke blok lain di perumahan yang sama, dengan pemberian lahan namun tanpa bantuan pembangunan rumah.

Kondisi Rumah dan Upaya Mitigasi

Rumah Nuna sendiri, yang terletak persis di samping lapangan bulu tangkis, juga terdampak pergerakan tanah pada tahun 2014. Meskipun mengalami retakan, rumahnya masih dapat bertahan hingga saat ini. Orang tua Nuna telah melakukan upaya mitigasi dengan menambahkan dinding beton di bagian belakang rumah untuk menahan potensi longsor dari lereng yang berada di belakang rumah mereka.

"Longsor tahun 2014 masih ada retakan sedikit gitu. Itu tuh belum dibenerin. Cuma fondasi belakang doang (yang ditambah) karena takut longsor (belakangnya tanah kosong seperti lereng). Takut longsor ke belakang kan," ujar Nuna.

Akar Masalah: Drainase dan Mata Air Bawah Tanah

Menurut penyelidikan BPBD Purwakarta, penyebab utama pergerakan tanah di Perumahan Dian Anyar adalah masalah drainase yang tidak memadai. Ketiadaan gorong-gorong dan minimnya area resapan air menyebabkan air meresap ke dalam tanah, meningkatkan tekanan air pori dan mengurangi kekuatan geser tanah. Akibatnya, stabilitas tanah terganggu dan memicu pergerakan tanah.

Selain itu, faktor lain yang memperparah kondisi adalah keberadaan sumber mata air bawah tanah yang aktif di lokasi tersebut. Air yang terus menerus menggerus tanah dari dalam menyebabkan struktur tanah menjadi tidak stabil dan rentan terhadap pergerakan.

"Iya, betul (Ada mata air). Dari bawah masuk ke area tanah itu," ujar salah satu petugas BPBD.

Daftar Masalah Utama:

  • Drainase buruk tanpa gorong-gorong
  • Kurangnya area resapan air
  • Tekanan air pori meningkat
  • Kekuatan geser tanah berkurang
  • Stabilitas tanah terganggu
  • Keberadaan mata air bawah tanah yang aktif

Kejadian berulang ini menggarisbawahi pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase dan kondisi geologis di Perumahan Dian Anyar. Langkah-langkah mitigasi yang komprehensif, termasuk pembangunan gorong-gorong, peningkatan area resapan air, dan pengelolaan sumber mata air bawah tanah, sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya tragedi serupa di masa mendatang dan memberikan rasa aman kepada warga.