Sandiaga Uno Ungkap Kekhawatiran Pasar Picu Koreksi Tajam IHSG
Sandiaga Uno Ungkap Kekhawatiran Pasar Picu Koreksi Tajam IHSG
Jakarta, Indonesia - Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baru-baru ini, yang bahkan sempat mengalami suspend dan koreksi hingga 6% pada penutupan sesi pertama perdagangan, mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Sandiaga Uno, Co-Founder Saratoga Investama, menyoroti bahwa penyebab utama dari gejolak ini adalah ketidakpercayaan investor terhadap arah kebijakan pemerintah saat ini.
"Ketidakpercayaan pasar menjadi biang keladi dari koreksi IHSG," ujar Sandiaga Uno saat ditemui di VOFFICE Event Space Centennial Tower, Jakarta Selatan, Kamis (20/3/2025). Menurutnya, pasar awalnya berekspektasi adanya kesinambungan program dari era Presiden Joko Widodo ke era Presiden Prabowo Subianto. Namun, perubahan kebijakan yang terjadi, meskipun berpotensi positif, kurang dikomunikasikan secara efektif kepada para pelaku pasar.
Komunikasi Kebijakan Pemerintah Perlu Dibenahi
Sandiaga Uno menekankan pentingnya peningkatan komunikasi dari pemerintah terkait kebijakan-kebijakan yang dicanangkan. Kurangnya transparansi dan kejelasan dapat memicu spekulasi dan kekhawatiran di kalangan investor, yang pada akhirnya berdampak negatif pada kinerja pasar modal.
"Perubahan kebijakan yang baik perlu dikomunikasikan dengan jelas agar pasar dapat memahami rasionalitas dan dampaknya secara komprehensif," jelas Sandiaga. Dengan demikian, investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih rasional dan terhindar dari aksi panic selling yang memperparah kondisi pasar.
Sorotan Investor Terhadap Persoalan Fiskal
Selain masalah komunikasi kebijakan, Sandiaga juga mengungkapkan bahwa investor menyoroti persoalan fiskal Indonesia, termasuk potensi penurunan pendapatan pajak. Pemerintah perlu memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai strategi untuk menjaga stabilitas fiskal dan mengatasi tantangan ekonomi yang ada.
"Meskipun isu fiskal menjadi perhatian, fundamental ekonomi Indonesia secara umum masih cukup kuat," ungkap Sandiaga. Ia meyakini bahwa dengan pengelolaan yang baik, Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5% dan mempertahankan kinerja perusahaan-perusahaan yang solid.
Strategi Investasi di Tengah Volatilitas Pasar
Menghadapi volatilitas pasar yang diperkirakan akan terus berlanjut sepanjang tahun, Sandiaga Uno menyarankan investor untuk tetap jeli dalam melihat peluang. Ia merekomendasikan strategi stay invested, yaitu tetap berinvestasi dengan fokus pada saham-saham blue chip yang memiliki fundamental kuat dan merepresentasikan ekonomi Indonesia. Saham-saham sektor konsumsi, perbankan, dan sektor-sektor strategis lainnya dapat menjadi pilihan menarik saat harga sedang terjangkau.
"Dalam situasi pasar yang penuh ketidakpastian, ini adalah saat yang tepat untuk mengoleksi saham-saham berkualitas," kata Sandiaga. Ia menekankan pentingnya investasi jangka panjang dan menghindari aktivitas trading jangka pendek yang berisiko tinggi.
Optimisme Terhadap Prospek Jangka Panjang
Sandiaga Uno tetap optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Ia percaya bahwa dengan fundamental ekonomi yang solid, tata kelola perusahaan yang baik, dan kebijakan yang tepat, IHSG memiliki potensi untuk kembali naik ke level 7.000-an.
Dengan demikian, investor diharapkan dapat tetap tenang dan rasional dalam menghadapi gejolak pasar, serta memanfaatkan peluang investasi yang ada untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Rekomendasi Investasi Sandiaga Uno:
- Fokus pada saham blue chip: Pilihlah saham-saham perusahaan besar yang memiliki fundamental kuat dan kinerja yang stabil.
- Pertimbangkan sektor-sektor strategis: Lirik saham-saham dari sektor konsumsi, perbankan, infrastruktur, dan sektor-sektor lain yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia.
- Investasi jangka panjang: Hindari trading jangka pendek dan fokus pada investasi jangka panjang untuk mendapatkan hasil yang optimal.
- Diversifikasi portofolio: Sebarkan investasi Anda ke berbagai sektor dan instrumen untuk mengurangi risiko.