Salat Tasbih: Amalan Sunnah Pengharap Lailatul Qadar di Malam-Malam Terakhir Ramadan

Umat Muslim di Indonesia kerap menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadan dengan berbagai amalan ibadah, salah satunya adalah salat tasbih. Salat sunnah ini diyakini sebagai salah satu cara untuk meraih keberkahan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Landasan Salat Tasbih

Kesunnahan salat tasbih didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Rafi', yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan tata cara salat ini kepada pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib, beserta keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalamnya. Hadis ini menjadi rujukan utama para ulama fiqih dalam membahas salat tasbih.

Waktu Pelaksanaan Salat Tasbih

Salat tasbih dapat dikerjakan kapan saja, baik siang maupun malam, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang untuk melaksanakan salat. Imam Nawawi berpendapat bahwa terdapat perbedaan teknis pelaksanaan antara salat tasbih yang dikerjakan pada siang hari dan malam hari. Beliau menganjurkan untuk melaksanakan salat tasbih pada malam hari dengan dua rakaat salam, sedangkan pada siang hari boleh dilaksanakan dengan dua rakaat salam atau empat rakaat dengan satu salam.

فإن صلى ليلاً فأحبّ إليّ أن يسلّم في ركعتين؛ وإن صلّى نهاراً، فإن شاء سلّم، وإن شاء لم يسلم

Artinya: "Bila salat dilakukan di malam hari, maka lebih kusukai bila bersalam dalam dua rakaat. Namun, bila di siang hari, maka bila mau bersalam (pada dua rakaat) dan bila mau maka tidak bersalam (di dua rakaat)."

Tata Cara Salat Tasbih

Secara umum, tata cara salat tasbih tidak berbeda jauh dengan salat-salat lainnya. Perbedaan utama terletak pada penambahan bacaan tasbih pada setiap rakaat. Berikut adalah rincian tata cara salat tasbih sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam kitab Al-Minhâjul Qawîm:

و صلاة التسبيح وهي أربع ركعات يقول في كل ركعة بعد الفاتحة والسورة: سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر، زاد في الإحياء:ولا حول ولا قوة إلا بالله خمس عشرة مرة وفي كل من الركوع والاعتدال وكل من السجدتين والجلوس بينهما والجلوس بعد رفعه من السجدةالثانية في كل عشرة فذلك خمس وسبعون مرة في كل ركعة

Artinya: "Dan (termasuk salat sunnah) adalah salat tasbih, yaitu salat empat rakaat di mana dalam setiap rakaatnya setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya membaca kalimat subhânallâh wal hamdu lillâh wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar -di dalam kitab Ihyâ ditambahi wa lâ haulâ wa lâ quwwata illâ billâh- sebanyak 15 kali, dan pada tiap-tiap ruku', i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan duduk setelah sujud yang kedua masing-masing membaca (kalimat tersebut) sebanyak 10 kali. Maka itu semua berjumlah 75 kali dalam setiap satu rakaat."

Secara lebih rinci, tata cara salat tasbih adalah sebagai berikut:

  1. Niat: Niat salat tasbih (diucapkan dalam hati).
  2. Takbiratul Ihram: Mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan Allahu Akbar.
  3. Membaca Doa Iftitah
  4. Membaca Surat Al-Fatihah.
  5. Membaca Surat Pendek.
  6. Membaca Tasbih 15 Kali: Membaca kalimat Subhanallah wal hamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar sebanyak 15 kali.
  7. Rukuk: Membaca tasbih 10 kali.
  8. I'tidal: Membaca tasbih 10 kali.
  9. Sujud Pertama: Membaca tasbih 10 kali.
  10. Duduk di Antara Dua Sujud: Membaca tasbih 10 kali.
  11. Sujud Kedua: Membaca tasbih 10 kali.
  12. Duduk Istirahat (Setelah Sujud Kedua): Membaca tasbih 10 kali.
  13. Bangun untuk Rakaat Berikutnya: Melanjutkan rakaat kedua, ketiga, dan keempat dengan tata cara yang sama.
  14. Tasyahud Akhir: Pada rakaat terakhir setelah membaca tasyahud akhir, membaca tasbih 10 kali sebelum salam.
  15. Salam: Menoleh ke kanan dan ke kiri sambil mengucapkan salam.

Dengan melaksanakan salat tasbih dengan khusyuk dan penuh pengharapan, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan keberkahan-Nya, serta memberikan kesempatan untuk meraih kemuliaan malam Lailatul Qadar.