Polemik Dokumen Imigrasi Pangeran Harry di AS: Pemerintah Menyimpan Rapat Informasi Penggunaan Narkoba

Pemerintah AS Enggan Ungkap Detail Formulir Imigrasi Pangeran Harry, Spekulasi Penggunaan Narkoba Mencuat

Keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk merahasiakan dokumen imigrasi Pangeran Harry memicu gelombang spekulasi dan perdebatan. Hal ini bermula dari pengakuan Pangeran Harry dalam memoarnya, 'Spare', yang mengungkapkan riwayat penggunaan narkoba di masa lalu. Kini, kelompok konservatif berusaha mengungkap apakah Pangeran Harry memberikan pernyataan yang jujur terkait hal tersebut dalam formulir imigrasinya.

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, dalam responsnya terhadap permintaan Hakim Distrik AS Carl Nicols, menyatakan bahwa semua catatan terkait imigrasi Pangeran Harry dikecualikan dari pengungkapan. Pernyataan ini, yang dilaporkan oleh Associated Press pada Kamis (20/3/2025), semakin memperdalam misteri seputar proses imigrasi sang pangeran.

Kasus ini bermula ketika Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, pindah ke California Selatan pada tahun 2020. Yayasan Heritage, sebuah lembaga think tank konservatif, kemudian mengajukan gugatan setelah pemerintah AS menolak permintaan mereka berdasarkan Undang-Undang Kebebasan Informasi (Freedom of Information Act) untuk merilis catatan imigrasi Pangeran Harry. Meskipun demikian, Pangeran Harry sendiri bukan merupakan pihak yang terlibat langsung dalam gugatan ini.

Yayasan Heritage berpendapat bahwa terdapat kepentingan publik yang signifikan untuk mengetahui apakah Pangeran Harry menerima perlakuan khusus dalam proses imigrasinya, mengingat pengakuannya tentang penggunaan narkoba di masa lalu. Dalam memoar 'Spare' yang diterbitkan pada tahun 2023, Pangeran Harry secara terbuka mengakui pernah menggunakan berbagai jenis narkoba. Pengakuan ini menjadi dasar bagi Yayasan Heritage untuk memperjuangkan transparansi dalam proses imigrasi Pangeran Harry.

Pertanyaan Kunci: Kejujuran dan Perlakuan Istimewa

Fokus utama dari gugatan ini adalah untuk memastikan bahwa Pangeran Harry tidak mendapatkan perlakuan istimewa dan bahwa dia memberikan informasi yang akurat dan jujur dalam formulir imigrasinya. Kelompok konservatif ingin membuktikan kepada publik AS apakah Pangeran Harry telah berbohong kepada pihak imigrasi AS.

Apabila Pangeran Harry terbukti berbohong, hal ini dapat menimbulkan konsekuensi hukum dan mempengaruhi status imigrasinya di Amerika Serikat. Lebih jauh lagi, kasus ini juga menyoroti isu yang lebih luas tentang transparansi dan akuntabilitas dalam proses imigrasi, terutama bagi figur publik.

Keputusan pemerintah AS untuk merahasiakan dokumen imigrasi Pangeran Harry terus menuai kritik dan memicu pertanyaan tentang alasan di balik kerahasiaan tersebut. Kasus ini diperkirakan akan terus berlanjut dan menarik perhatian publik, seiring dengan upaya Yayasan Heritage untuk mengungkap informasi yang dianggap penting bagi kepentingan publik.