KPK Fokus pada Pengadaan EDC dalam Kasus Dugaan Korupsi Digitalisasi SPBU Pertamina 2018-2023

KPK Dalami Pengadaan EDC dalam Kasus Dugaan Korupsi Digitalisasi SPBU Pertamina

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami dugaan korupsi dalam proyek digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) PT Pertamina (Persero) tahun 2018-2023. Fokus penyidikan saat ini tertuju pada proses pengadaan Electronic Data Capture (EDC), perangkat yang digunakan untuk memfasilitasi pembayaran elektronik di SPBU.

Pada Rabu, 19 Maret 2025, penyidik KPK memeriksa Elvizar, mantan Direktur PT Fasifik Cipta Solusi, sebagai saksi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai peran PT Fasifik Cipta Solusi dalam pengadaan EDC sebagai bagian dari proyek digitalisasi SPBU. Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, mengonfirmasi bahwa pendalaman materi terkait pengadaan EDC merupakan bagian integral dari penyidikan yang sedang berlangsung.

Kasus dugaan korupsi digitalisasi SPBU Pertamina ini telah memasuki tahap penyidikan sejak September 2024. KPK telah menetapkan tersangka dalam kasus ini, namun identitasnya belum diumumkan kepada publik. Menurut Tessa Mahardhika Sugiarto, pengumuman identitas tersangka akan dilakukan pada waktu yang tepat, setelah penyidikan mencapai tahap yang lebih signifikan.

Sebelumnya, pada Senin, 20 Januari 2025, KPK telah memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan terkait kasus ini. Saksi-saksi tersebut berasal dari berbagai latar belakang, termasuk:

  • Agustinus Yanuar Mahendratama (Koordinator Pengawasan BBM di BPH Migas)
  • Aily Sutejda (Head of Outbound Purchasing PT SCC)
  • Anton Trienda (VP Corporate Holding and Portfolio IA PT Pertamina (Persero))
  • Antonius Haryo Dewanto (mantan VP Sales Enterprise PT Packet Systems)
  • Charles Setiawan (Komisaris PT Ladang Usaha Jaya Bersama)
  • Aribawa (VP Sales Support PT Pertamina Patra Niaga)
  • Asrul Sani (eks Direktur PT Dabir Delisha Indonesia)
  • Benny Antoro (mantan Direktur Sales & Marketing PT PINS Indonesia)
  • Bobby Rasyidin (Direktur PT LEN Industri)

Dalam pemeriksaan tersebut, penyidik KPK mendalami berbagai aspek terkait pengadaan proyek di PT Telkom yang kemudian digunakan di Pertamina. Ketidakhadiran Bobby Rasyidin dan Antonius Haryo Dewanto pada pemeriksaan tersebut menyebabkan penjadwalan ulang pemeriksaan.

KPK terus berkomitmen untuk mengungkap kasus korupsi ini secara tuntas dan membawa para pelaku ke pengadilan. Pendalaman terhadap pengadaan EDC diharapkan dapat memberikan titik terang mengenai modus operandi dan potensi kerugian negara yang ditimbulkan dalam proyek digitalisasi SPBU Pertamina.