Inflasi Inggris Ukur Tren Gaya Hidup: Headset VR dan Matras Yoga Jadi Tolok Ukur Ekonomi
Inggris Gunakan Barang Populer Sebagai Indikator Inflasi
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris melakukan pembaruan signifikan terhadap metode perhitungan inflasi. Tak hanya melibatkan barang dan jasa esensial, ONS kini memasukkan headset virtual reality (VR) dan matras yoga ke dalam keranjang barang yang menjadi tolok ukur inflasi. Langkah ini mencerminkan pergeseran tren konsumsi dan gaya hidup masyarakat Inggris modern.
Setiap tahunnya, ONS meninjau dan memperbarui daftar 752 barang dan jasa yang digunakan untuk menghitung inflasi. Harga dari berbagai barang ini dikumpulkan dari pengecer yang berbeda-beda guna menghasilkan angka inflasi bulanan yang akurat. Saat ini, inflasi tahunan Inggris berada di angka 3 persen. Angka ini memiliki pengaruh besar terhadap berbagai aspek ekonomi, termasuk suku bunga pinjaman, penyesuaian tunjangan dan pensiun, serta negosiasi gaji.
Pembaruan Keranjang Inflasi: Cerminan Tren Konsumen
Keranjang barang yang digunakan oleh ONS secara berkala diperbarui untuk memastikan relevansinya dengan kebiasaan konsumsi masyarakat. Proses ini melibatkan penambahan dan penghapusan barang setiap tahunnya. Tahun ini, 23 barang baru ditambahkan ke dalam daftar, sementara 15 barang lainnya dihapus. Stephen Burgess dari ONS menjelaskan bahwa perubahan ini mencerminkan evolusi pola pengeluaran masyarakat Inggris.
Penambahan headset VR ke dalam daftar inflasi merupakan indikasi popularitas teknologi imersif ini. ONS memperkirakan pengeluaran untuk headset VR akan meningkat dari 347 juta pound sterling (sekitar Rp 6,9 triliun) pada tahun sebelumnya menjadi 520 juta pound sterling (sekitar Rp 10,3 triliun) pada tahun 2029. Sementara itu, matras yoga juga ditambahkan karena semakin banyak digunakan untuk berbagai jenis latihan di rumah, terutama sejak pandemi COVID-19.
Selain headset VR dan matras yoga, beberapa barang lain yang ditambahkan ke dalam daftar termasuk sandal kolam renang pria, daging babi panggang, mangga, dan bantal. Penambahan ini mencerminkan diversifikasi pilihan konsumen dan perubahan preferensi dalam berbagai kategori produk.
Barang yang Dihapus: Refleksi Perubahan Zaman
Seiring dengan penambahan barang baru, ONS juga menghapus beberapa barang dari daftar inflasi karena penurunan popularitas atau perubahan kebiasaan konsumen. Iklan di surat kabar lokal, misalnya, dihapus karena semakin banyak bisnis yang beralih ke platform online untuk promosi. Kalkun cincang segar dan persewaan DVD juga dikeluarkan dari daftar.
Menariknya, piringan hitam kembali masuk ke dalam daftar inflasi tahun lalu setelah absen selama 30 tahun, menunjukkan kebangkitan minat terhadap format musik fisik. Penggorengan udara juga sempat ditambahkan, mencerminkan popularitas alat masak modern ini. Namun, pembersih tangan, yang sempat menjadi barang penting selama pandemi COVID-19, tidak lagi masuk dalam perhitungan inflasi.
Implikasi Kebijakan Ekonomi
Danni Hewson, seorang analis keuangan di platform investasi AJ Bell, menekankan pentingnya data inflasi, meskipun perubahan dalam keranjang barang mungkin tampak kecil. "Data ini adalah indikator ekonomi penting yang membantu Bank of England untuk menetapkan kebijakan suku bunga. Data ini juga digunakan untuk menetapkan kenaikan tunjangan, pensiun dan tarif transportasi," ujarnya.
Pembaruan keranjang inflasi oleh ONS bukan hanya sekadar penyesuaian teknis, tetapi juga potret dinamis dari perubahan gaya hidup dan preferensi konsumen di Inggris. Dengan memasukkan barang-barang seperti headset VR dan matras yoga, ONS memastikan bahwa perhitungan inflasi tetap relevan dan akurat dalam mencerminkan realitas ekonomi modern.