Duka di Seko: Jenazah Bocah Penderita Leukemia Dipikul Melintasi Medan Ekstrem, Akses Terisolasi Jadi Sorotan
Perjuangan Terakhir Alden: Jenazah Anak Penderita Leukemia Dipikul 5 Jam di Tengah Belantara Seko, Menguak Luka Infrastruktur yang Menganga
Kabar duka menyelimuti Desa Padang Balua, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara. Alden (7), seorang bocah yang gigih berjuang melawan leukemia selama tiga tahun, menghembuskan napas terakhirnya di RSUP Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Namun, perjalanan pilu tak berhenti di situ. Pemulangan jenazah Alden ke kampung halamannya berubah menjadi sebuah perjuangan berat, sebuah ironi di tengah usia kemerdekaan yang semakin matang.
Jenazah Alden harus dipikul sejauh 30 kilometer, menembus jalanan berlumpur dan terjal yang tak bersahabat. Sebuah pemandangan yang memilukan, namun sekaligus menjadi potret nyata kondisi infrastruktur yang memprihatinkan di wilayah Seko. Bonar Suito, Sekretaris Desa Padang Balua, menuturkan duka mendalam yang dirasakan masyarakat. Keterbatasan akses jalan membuat mereka terpaksa menandu jenazah Alden, melewati medan yang sulit dijangkau kendaraan.
"Kami harus melewati jalan yang tidak layak dilewati, namun itulah kenyataan yang harus kami hadapi demi membawa warga kami kembali ke kampung halaman untuk dimakamkan," ungkap Bonar dengan nada getir.
Kisah Perjuangan Alden Melawan Leukemia
Tiga tahun silam, Alden didiagnosis menderita leukemia dan dirujuk ke RSUD Masamba. Setelah sempat menjalani perawatan di sana, ia dirujuk ke RSUP Wahidin Makassar untuk penanganan lebih intensif. Bonar menceritakan bahwa Alden sempat dinyatakan sembuh dan kembali ke kampung halamannya. Namun, selang beberapa bulan, kondisinya kembali memburuk dan ia harus kembali dirujuk ke Makassar. Sayang, takdir berkata lain. Pada Selasa (18/3/2025) dini hari, Alden menghembuskan napas terakhirnya.
Ujian Pemulangan Jenazah
Usai dinyatakan meninggal dunia, jenazah Alden dibawa ke Masamba. Pihak keluarga berupaya mencari solusi transportasi untuk membawa jenazah Alden kembali ke Desa Padang Balua. Mereka sempat berharap dapat menggunakan jasa penerbangan kargo dari Bandara Andi Djemma Masamba. Namun, harapan itu pupus karena tidak ada penerbangan kargo yang tersedia pada hari itu. Opsi angkutan penumpang pun terbentur masalah biaya yang sangat mahal.
Keterbatasan finansial memaksa keluarga untuk mengambil jalan lain. Jenazah Alden dibawa melalui jalur darat menggunakan ambulans hingga ke Palandoan, Kecamatan Seko. Dari titik ini, perjalanan dengan kendaraan roda empat tidak memungkinkan lagi. Jenazah Alden akhirnya harus dipikul, menembus jalanan berlumpur yang menguras tenaga dan emosi.
"Kami mulai mengusung jenazah sekitar pukul 11.30 WITA. Perjalanan berlangsung selama lima jam melewati jalan berlumpur, perbukitan, hutan, serta terik matahari hingga akhirnya tiba di Desa Padang Balua," jelas Bonar.
Jeritan Infrastruktur yang Terabaikan
Kondisi infrastruktur jalan yang memprihatinkan di Seko bukanlah cerita baru. Masyarakat telah lama merasakan dampak dari keterbatasan ini. Bonar mengungkapkan bahwa masalah ini telah berlangsung lama, bahkan di saat Indonesia telah memasuki usia kemerdekaan yang ke-80 tahun.
"Hari ini tidak ada hujan, jadi cuaca sedikit bersahabat. Namun, tetap saja jalanan berlumpur sulit dilalui, apalagi bagi kendaraan," ujarnya.
Masyarakat Seko berharap agar pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten memberikan perhatian serius terhadap pembangunan infrastruktur jalan di daerah mereka. Mereka mendambakan keadilan sosial yang selama ini terasa jauh dari jangkauan.
"Harapan kami kepada pemerintah agar sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bisa benar-benar diwujudkan untuk masyarakat Seko. Kami ingin menjadi bagian dari Indonesia yang mendapatkan pemerataan pembangunan," pungkas Bonar dengan penuh harap.
Dampak Infrastruktur Buruk:
- Akses Terhambat: Mobilitas masyarakat dan barang menjadi sulit.
- Biaya Tinggi: Transportasi menjadi mahal karena sulitnya akses.
- Ekonomi Terhambat: Potensi ekonomi daerah sulit berkembang.
- Kesehatan Terancam: Akses ke layanan kesehatan menjadi sulit.
- Pendidikan Terganggu: Akses ke sekolah menjadi sulit.
Kisah Alden dan perjuangan pemulangan jenazahnya menjadi pengingat akan ketimpangan pembangunan yang masih terjadi di pelosok negeri. Infrastruktur yang memadai adalah kunci untuk membuka akses, meningkatkan kesejahteraan, dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.