Puluhan Situ di Bekasi dan Bogor Raib: Pemerintah Telusuri Penyebab dan Dampak Lingkungan

Investigasi Kehilangan 32 Situ di Bekasi-Bogor: Ancaman Banjir Meningkat?

Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Kabar mengejutkan datang dari kawasan penyangga ibukota, Bekasi dan Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 32 situ atau danau kecil dilaporkan menghilang, memicu kekhawatiran akan peningkatan risiko banjir dan kerusakan lingkungan. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, mengungkapkan data ini berdasarkan laporan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) saat Rapat Koordinasi (Rakor) tanah dan pengendalian banjir.

"Kami menerima laporan adanya 32 situ yang hilang di wilayah Jawa Barat, khususnya di timur Jakarta," ujar Nusron dalam pertemuan media di Jakarta, [Tanggal Hari Ini]. Hilangnya puluhan situ ini menjadi sorotan utama, mengingat peran vital situ sebagai daerah resapan air dan penampung limpahan air hujan. Keberadaan situ sangat penting dalam menjaga keseimbangan hidrologis dan mengurangi potensi banjir di wilayah hilir.

Nusron Wahid mengakui bahwa pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab hilangnya situ-situ tersebut. Namun, spekulasi mengenai alih fungsi lahan menjadi faktor utama mencuat ke permukaan. Perubahan tata ruang, pembangunan perumahan, kawasan industri, serta infrastruktur disinyalir menjadi pemicu utama konversi lahan situ menjadi area komersial dan pemukiman. Pemerintah berjanji akan melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap fakta di balik lenyapnya situ-situ tersebut.

"Kami akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah daerah terkait untuk melakukan pengecekan lapangan dan mengumpulkan data yang akurat," tegas Nusron. Rapat koordinasi dengan Gubernur Banten juga diagendakan untuk membahas permasalahan serupa di wilayah Banten.

Dampak Lingkungan dan Upaya Mitigasi

Kehilangan 32 situ ini berpotensi menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan, antara lain:

  • Peningkatan Risiko Banjir: Hilangnya daerah resapan air akan memperburuk potensi banjir, terutama saat musim hujan.
  • Penurunan Kualitas Air: Situ berfungsi sebagai filter alami yang membantu menjaga kualitas air tanah. Hilangnya situ dapat menyebabkan penurunan kualitas air tanah dan sungai.
  • Hilangnya Keanekaragaman Hayati: Situ merupakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. Kerusakan atau hilangnya situ dapat mengancam keberlangsungan hidup ekosistem di sekitarnya.
  • Perubahan Iklim Mikro: Situ berperan dalam mengatur suhu dan kelembaban udara di sekitarnya. Hilangnya situ dapat menyebabkan perubahan iklim mikro yang ekstrem.

Pemerintah berencana mengambil langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi dampak hilangnya situ, antara lain:

  • Penegakan Hukum: Menindak tegas pelaku alih fungsi lahan situ secara ilegal.
  • Rehabilitasi Situ: Melakukan revitalisasi dan pemulihan situ-situ yang masih tersisa.
  • Pembuatan Embung: Membangun embung atau waduk kecil sebagai pengganti fungsi situ.
  • Pengendalian Tata Ruang: Memperketat pengawasan terhadap tata ruang dan perizinan pembangunan di kawasan resapan air.
  • Edukasi Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan fungsi situ.

Kasus hilangnya 32 situ di Bekasi dan Bogor menjadi pelajaran berharga akan pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan perlunya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta dalam menjaga kelestarian lingkungan.