Epy Kusnandar: Vonis Dokter dan Refleksi Diri di Setiap Hari Ulang Tahun
Aktor senior Epy Kusnandar, dikenal luas melalui perannya di sinetron Preman Pensiun, baru-baru ini mengungkapkan pengalaman pahit sekaligus mengharukan yang pernah dialaminya. Pada tahun 2010, Epy didiagnosis menderita tumor otak. Lebih mengejutkan lagi, ia mendengar prediksi dari dokter yang menanganinya bahwa usianya hanya tinggal empat bulan lagi.
Kisah ini diceritakan Epy saat menjadi bintang tamu di acara FYP Trans7. Dengan nada getir, Epy mengenang momen saat dokter menyampaikan vonis tersebut. "Dibercandain sama dokter dibisikin, tapi bercandanya malah bercanda dalam duka. Bisikin, bercanda sih kayaknya buat nenangin saya," ujarnya, mencoba mengingat kembali suasana yang campur aduk antara harapan dan keputusasaan.
Prediksi tersebut tentu saja membuat Epy terpukul. Bayangan maut seolah menghantuinya setiap saat. Namun, di tengah keterpurukan, Epy memilih untuk tidak menyerah. Ia berusaha menenangkan diri, menjauhi pikiran-pikiran negatif, dan fokus pada kesembuhan. Keajaiban pun terjadi. Epy berhasil melewati masa kritis dan sembuh dari tumor otak yang mengancam nyawanya. "Alhamdulillah (panjang umur). Sembuhnya itu menenangkan diri aja jangan mikir macam-macam," ungkapnya dengan rasa syukur yang mendalam.
Pengalaman divonis hidup hanya tinggal beberapa bulan rupanya memberikan dampak yang mendalam bagi Epy Kusnandar. Ia menjadi lebih menghargai hidup dan memaknai setiap momen yang diberikan. Setiap kali merayakan ulang tahun, Epy tidak hanya bersukacita atas bertambahnya usia, tetapi juga merenungkan tentang kematian. Ia merasa bahwa setiap tahun yang berlalu bukanlah sekadar penambahan usia, melainkan juga pengurangan jatah hidup yang semakin mendekatkan dirinya pada akhir.
"Itu menghitung hari berserah diri, 'Ya Allah kalau hari ini saya harus dipundut (diambil dalam bahasa Sunda)', sabar, ikhlas aja," tuturnya, menggambarkan bagaimana ia berusaha untuk berserah diri kepada Tuhan dan menerima segala kemungkinan yang terjadi.
Bahkan, Epy berkelakar bahwa prediksi dokter tersebut seolah menjadi pengingat baginya setiap kali merayakan ulang tahun. "Jadi untuk mengenangnya setiap hari tanggal kelahiran saya, itu kan (diprediksi itu) pas 4 bulan menuju hari lahir, ternyata saya selalu bersyukur setiap itu dari usia 52, dicoba 53 bakal mati nggak, ya 54 wah, 54 nih saya, yang ke-56, ke-57 baru maju sekarang 61, aku harus pergi," ujarnya dengan nada bercanda namun tetap mengandung makna yang mendalam.
Perkataan Epy tentang kematian rupanya membuat sang istri, Karina Ranau, merasa sedih. Karina, yang telah mendampingi Epy selama 16 tahun pernikahan, selalu berusaha memberikan dukungan dan kekuatan bagi suaminya. Ia ingin membuktikan kepada semua orang bahwa cintanya kepada Epy tulus dan tidak didasari oleh materi.
"Yang menguatkan soalnya sudah sumpah dulu karena waktu pacaran orang tua sempat nggak setuju. Waktu itu masa depannya belum jelas masih luntang-lantung. Banyak netizen bilang saya nikah sama dia karena matre, saya ingin membuktikan apa pun yang terjadi sama kita, bagaimanapun caranya kita tetap bersama," tegas Karina, menunjukkan kesetiaannya yang tak tergoyahkan.
Kisah Epy Kusnandar ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu bersyukur atas hidup yang diberikan, menghargai setiap momen yang ada, dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi cobaan. Semangat dan keteguhan Epy dalam melawan penyakit serta cintanya yang tulus kepada keluarga menjadi inspirasi bagi banyak orang.