Lesunya Permintaan di Pasar Senen Jelang Lebaran: Dampak Ekonomi atau Pergeseran Kebiasaan Konsumen?

Lesunya Permintaan di Pasar Senen Jelang Lebaran: Dampak Ekonomi atau Pergeseran Kebiasaan Konsumen?

Menjelang perayaan Idul Fitri tahun ini, suasana di Pasar Senen, Jakarta Pusat, jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya dipadati pembeli yang berdesakan untuk memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran, kini pasar tradisional tersebut tampak lengang. Para pedagang mengeluhkan penurunan drastis jumlah pembeli, sebuah fenomena yang menimbulkan pertanyaan: apakah ini semata-mata dampak dari kondisi ekonomi nasional yang kurang kondusif, atau ada faktor lain yang turut berperan?

Apik (34), seorang pedagang daging sapi di Pasar Senen, menceritakan betapa kontrasnya situasi tahun ini dengan tahun lalu. “Dulu, jelang Lebaran, pembeli berdesak-desakan di setiap lorong. Sekarang, sangat sepi,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa sebagian besar pembeli saat ini hanyalah pelanggan tetap, sedangkan pembeli baru sangat jarang terlihat. Para pedagang warung makan dan penjual makanan menjadi penyokong utama penjualan saat ini. Ibu rumah tangga, yang biasanya menjadi target pasar utama, kini mengurangi aktivitas belanja di Pasar Senen. Apik menduga, kenaikan harga menjelang Lebaran menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Hal senada diungkapkan oleh Sukiman (50), pedagang ayam potong. Ia merasakan perbedaan yang signifikan. “Dari jam 08.00 sampai 10.00 WIB, hanya beberapa pembeli yang datang. Tahun lalu, pasar ramai sejak jam 03.00 WIB hingga siang hari,” tuturnya. Sukiman pun mengamati tren yang sama: pelanggan tetap dan beberapa pedagang dari tempat lain tetap berbelanja, namun warga biasa tampak enggan datang ke pasar. Ia mengaitkan sepinya pasar dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penurunan jumlah pembeli di Pasar Senen. Selain kenaikan harga komoditas, perlu dikaji lebih lanjut kemungkinan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat. Mungkin saja, munculnya platform belanja online dan supermarket modern telah menggeser kebiasaan masyarakat dalam berbelanja bahan pokok menjelang Lebaran. Aksesibilitas dan kenyamanan yang ditawarkan oleh model bisnis modern tersebut perlu dipertimbangkan sebagai faktor yang memengaruhi penurunan kunjungan ke pasar tradisional.

Pemerintah dan instansi terkait perlu melakukan evaluasi lebih mendalam untuk memahami permasalahan ini. Data yang lebih komprehensif mengenai perilaku konsumen dan kondisi ekonomi mikro di sekitar Pasar Senen dibutuhkan untuk menentukan langkah-langkah strategis yang tepat guna membantu para pedagang tetap bertahan dan meningkatkan daya saing Pasar Senen di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Kajian ini penting untuk menjaga keberlangsungan pasar tradisional sebagai bagian penting dari warisan budaya dan ekonomi Indonesia.

Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab:

  • Bagaimana pengaruh kenaikan harga terhadap daya beli masyarakat di Pasar Senen?
  • Seberapa besar peran platform belanja online dan supermarket modern dalam mempengaruhi penurunan jumlah pembeli di Pasar Senen?
  • Apa strategi yang dapat dilakukan oleh pedagang Pasar Senen untuk meningkatkan penjualan dan menarik pembeli?
  • Apa dukungan yang dibutuhkan oleh pemerintah dan instansi terkait untuk membantu para pedagang Pasar Senen?
  • Apakah terdapat program pemerintah yang dapat membantu mengatasi permasalahan ini?