Kendala Penukaran Uang THR di Jambi: Sistem Online Bermasalah dan Aturan Ketat Picu Kekecewaan Warga

Kendala Penukaran Uang THR di Jambi: Sistem Online Bermasalah dan Aturan Ketat Picu Kekecewaan Warga

Warga Jambi mengeluhkan kesulitan dalam menukarkan uang untuk kebutuhan Tunjangan Hari Raya (THR) melalui program penukaran uang Bank Indonesia (BI). Kesulitan tersebut bukan hanya disebabkan oleh antrean panjang, melainkan juga permasalahan teknis pada aplikasi penukaran uang online, pintar.bi.go.id, serta aturan ketat yang diberlakukan. Keluhan ini mengemuka dari sejumlah warga yang ditemui di lokasi penukaran uang di Jambi Business Center pada Rabu (19/3/2025).

Salah satu warga, Zea, menuturkan kegagalannya dalam mendaftar melalui aplikasi online. Ia menjelaskan, sejak tanggal 3 Maret, berbagai upaya pendaftarannya selalu menemui kendala, mulai dari pesan error hingga aplikasi yang tiba-tiba menutup sendiri saat proses pendaftaran. Kegagalan ini menghalanginya untuk mendapatkan uang pecahan Rp 5.000 yang dibutuhkannya untuk THR. Petugas di lokasi hanya menyarankan untuk mencoba kembali mendaftar secara online, tanpa memberikan solusi alternatif yang lebih efektif.

Lebih lanjut, Zea menyoroti kebijakan yang mewajibkan pemohon untuk hadir langsung dan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli. Kebijakan ini, menurutnya, sangat merepotkan, khususnya bagi lansia, ibu hamil, atau mereka yang bekerja dan tidak memiliki waktu luang. "Dulu bisa diwakilkan, asal ada KTP-nya. Sekarang tidak boleh, jadi bagaimana nasib orang tua atau ibu hamil yang tidak bisa datang langsung?" keluhnya.

Senada dengan Zea, Lidia juga mengalami kendala. Ia gagal menukarkan uang karena mendaftar menggunakan nama suaminya, meskipun niatnya untuk mewakili suaminya tersebut. Hal ini menunjukkan adanya aturan yang ketat dan kurang fleksibel dalam proses penukaran uang. Ketidaksediaan pihak pengelola penukaran uang di Jambi Business Center memberikan keterangan kepada media semakin memperkeruh situasi dan menimbulkan tanda tanya mengenai transparansi prosedur penukaran uang tersebut.

Kejadian ini menyorot perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem penukaran uang online BI. Perbaikan sistem aplikasi untuk menghindari error dan penambahan fitur yang memungkinkan perwakilan, dengan mekanisme verifikasi yang aman, perlu dipertimbangkan. Selain itu, peningkatan pelayanan dan transparansi informasi dari pihak pengelola sangat penting agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan solusi yang memadai atas kendala yang mereka hadapi. Kegagalan sistem dan aturan yang kaku ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga berpotensi mengganggu persiapan masyarakat dalam menyambut Hari Raya.

Kesimpulannya, pengalaman warga Jambi ini menggarisbawahi pentingnya sistem penukaran uang yang efisien, mudah diakses, dan ramah pengguna, khususnya dalam menghadapi momen-momen penting seperti Hari Raya. Perbaikan sistem dan prosedur menjadi keharusan agar program penukaran uang THR dapat berjalan lancar dan memberikan kemudahan bagi seluruh masyarakat.