Perjuangan Warga Plumpang Hapus Tato: Tiga Kali Perawatan, Rasa Sakit dan Kesabaran yang Tak Terkira
Perjuangan Warga Plumpang Hapus Tato: Tiga Kali Perawatan, Rasa Sakit dan Kesabaran yang Tak Terkira
Ilham (28), warga Plumpang, Jakarta Utara, tengah berjuang menghapus tato di tubuhnya. Proses penghapusan tato ini bukanlah hal mudah dan telah menuntut kesabaran serta ketahanan fisik yang luar biasa. Hingga kini, Ilham telah menjalani prosedur penghapusan tato sebanyak tiga kali, dengan perawatan terakhir diikuti di layanan hapus tato gratis yang diselenggarakan oleh Baznas Jakarta di Kantor Wali Kota Jakarta Utara pada Rabu, 19 Maret 2025.
Meskipun telah melalui tiga sesi perawatan, perjalanan Ilham untuk menghilangkan tato belum berakhir. "Prosesnya bertahap," ujar Ilham menjelaskan pengalamannya. "Pertama, saat tato masih tebal. Kedua, mulai memudar. Ketiga, sekarang sudah hampir hilang." Ia menambahkan bahwa penghapusan tato yang menggunakan tinta tebal memang membutuhkan beberapa sesi perawatan. Proses ini, menurutnya, ibarat sebuah maraton yang membutuhkan ketekunan dan kesabaran.
Sebelum menjalani prosedur penghapusan, Ilham, bersama peserta lainnya, melewati beberapa tahap pemeriksaan. Pemeriksaan kesehatan meliputi pengecekan tekanan darah dan gula darah. Selain itu, para peserta juga diwajibkan mengikuti screening pertanyaan seputar kebiasaan hidup, termasuk kebiasaan merokok dan konsumsi minuman tertentu. Tahap ini penting untuk memastikan kondisi kesehatan peserta sebelum dilakukan anestesi dan penghapusan tato.
"Dicek tatonya di bagian mana sama dokternya, ditanya ada keluhan apa, sering minum apa enggak, merokok atau enggak, habis itu baru ditindak, dianestesi. Setelah itu baru dihapus tatonya," jelas Ilham menguraikan prosesnya. Pengalamannya menggambarkan betapa detail dan teliti proses ini untuk meminimalisir risiko. Proses penghapusan tato itu sendiri, menurut pengakuan Ilham, sangat menyakitkan, terasa seperti kulit terbakar. Area bekas tato mengalami luka bakar yang menimbulkan rasa gatal yang luar biasa, namun penggarukan harus dihindari agar tidak meninggalkan bekas luka permanen.
"Tergantung sih kalau orangnya suka ngegaruk soalnya ini gatel kan, itu jadi enggak boleh digaruk. Kalau kita salah treatment-nya sedikit bisa ada bekasnya," jelasnya. Perawatan pasca-penghapusan tato juga membutuhkan waktu dan ketelatenan. Ilham menyebutkan bahwa proses penyembuhan luka membutuhkan waktu minimal dua bulan. Kesabaran dan ketekunan dalam perawatan menjadi kunci keberhasilan proses penghapusan tato ini.
Meskipun telah menjalani tiga kali perawatan, Ilham masih harus menjalani satu sesi lagi untuk memastikan tato benar-benar hilang. "Kata dokternya sekali lagi tindakan udah pasti hilang," katanya. Motivasi Ilham untuk menghapus tato berasal dari keinginannya untuk menjadi teladan yang baik bagi anaknya. Ia tak ingin tato tersebut menjadi contoh buruk bagi sang buah hati.
Program Roadshow Hapus Tato 2025 yang digelar Baznas-Bazis Jakarta telah mengunjungi beberapa wilayah di Jakarta, termasuk Balai Kota Jakarta, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Setelah Jakarta Utara, program ini akan berlanjut ke Jakarta Pusat selama dua hari, tanggal 20 dan 21 Maret 2025.
Program ini memberikan harapan bagi warga Jakarta yang ingin menghapus tato namun terkendala biaya. Kisah Ilham menggambarkan perjuangan dan pengorbanan yang dibutuhkan dalam proses penghapusan tato, mulai dari rasa sakit, kesabaran, hingga perawatan pasca-penghapusan. Semoga kisahnya menginspirasi dan memberikan semangat bagi mereka yang sedang menjalani proses serupa.