Perjalanan Panjang Ghazi: Menghadapi Epilepsi dan Cerebral Palsy Sejak Bayi
Perjalanan Panjang Ghazi: Menghadapi Epilepsi dan Cerebral Palsy Sejak Bayi
Lima bulan pertama kehidupan Ahmad Ghazi Ghazali, putra Fitri, warga Magetan, Jawa Timur, dipenuhi tawa dan keceriaan. Bayi mungil itu lincah bergerak, menampilkan senyum yang menawan. Namun, takdir berkata lain. Pada April 2014, sebuah peristiwa mengubah hidup keluarga kecil ini selamanya. Ghazi mengalami kejang-kejang yang kemudian didiagnosis sebagai epilepsi, sebuah penyakit yang akan mengiringi perjalanan hidupnya.
Perjuangan Fitri dimulai sejak Ghazi didiagnosis menderita epilepsi. Awalnya, kejang-kejang yang dialami Ghazi terjadi setelah ia demam dan flu. Namun, seiring berjalannya waktu, frekuensi kejang meningkat drastis, bahkan mencapai puluhan kali dalam sehari. Fitri harus berjuang keras untuk mendapatkan obat-obatan yang tepat, termasuk stesolid, obat yang harus diberikan melalui dubur dan sulit didapatkan karena pengawasan ketat. Kejang terparah yang dialami Ghazi adalah serangan yang berlangsung selama 1,5 jam, memaksa keluarga untuk membawa Ghazi menjalani perawatan inap di RSUD Sayidiman Magetan.
Lebih lanjut, pemeriksaan medis mengungkapkan bahwa epilepsi yang diderita Ghazi merupakan komplikasi dari Cerebral Palsy yang disebabkan oleh infeksi Cytomegalovirus (CMV) saat Ghazi masih dalam kandungan. Ini menjelaskan mengapa kejang tersebut begitu sering dan intens. Fitri pun memulai perjalanan panjang mencari pengobatan terbaik untuk Ghazi, dari berbagai dokter spesialis anak di Surabaya, Yogyakarta, hingga Solo. Perjalanan ini tidak hanya memakan waktu dan biaya, namun juga menguras tenaga dan emosi.
Perjuangan Fitri untuk Ghazi mencakup berbagai terapi, mulai dari fisioterapi untuk memulihkan fungsi gerak, terapi wicara untuk membantu Ghazi mengunyah dan menelan, hingga terapi ganciclovir di RS Sarjito Yogyakarta untuk melawan virus CMV. Namun, hasilnya tidak selalu memuaskan. Terapi ganciclovir selama dua minggu, misalnya, tidak mampu menurunkan kadar CMV dalam tubuh Ghazi. Rencana operasi epilepsi di Semarang juga tertunda karena pandemi Covid-19.
Selama bertahun-tahun, Ghazi hampir tidak pernah menangis. Kejang yang berulang-ulang telah membuat tubuhnya lemah dan kaku. Komunikasi pun menjadi sangat terbatas. Walaupun begitu, sesekali senyum Ghazi menjadi sumber kekuatan bagi Fitri dan keluarga untuk terus berjuang. Fitri juga harus beradaptasi dengan perubahan pola tidur Ghazi yang ekstrem, akibat efek samping dari obat-obatan dan penyakitnya. Ghazi sering tidur sangat lama setelah kejang, dan terkadang harus dipaksa makan bahkan saat sedang tidur.
Makanan Ghazi harus dihaluskan hingga teksturnya seperti bubur, karena kesulitan menelan (disfagia) yang merupakan salah satu gejala cerebral palsy. Meskipun makan banyak, Ghazi tetap terlihat kurus, karena penyerapan nutrisinya yang kurang optimal. Fitri bahkan sempat mencoba suntik nutrisi selama dua bulan untuk meningkatkan asupan nutrisi Ghazi, meskipun hal tersebut menimbulkan tantangan tersendiri karena harus dilakukan secara rutin di Surabaya.
Tantangan dan Harapan
Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, Fitri tetap tegar dan optimis. Ia telah belajar menerima Ghazi apa adanya dan tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Ia juga berbagi pesan penting bagi calon ibu, yaitu pentingnya melakukan pemeriksaan TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simplex Virus) sebelum dan selama kehamilan untuk mencegah infeksi yang dapat menyebabkan penyakit pada janin. Pengalamannya dengan Ghazi menjadi pembelajaran berharga tentang pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil dan deteksi dini penyakit pada bayi.
Meskipun operasi epilepsi yang direncanakan belum terlaksana, Ghazi menunjukkan perkembangan positif. Durasi kejangnya kini lebih singkat, dan daya tahan tubuhnya meningkat. Fitri terus berjuang memberikan terapi secara rutin, berharap Ghazi dapat terus berkembang dan menikmati hidup sebaik mungkin. Kisah Ghazi dan Fitri menjadi sebuah inspirasi tentang kekuatan cinta orangtua dan ketabahan dalam menghadapi tantangan hidup.
Catatan: Informasi yang disajikan dalam tulisan ini berasal dari berita asli dan telah diolah kembali dengan tetap menjaga akurasi informasi.