Ancaman Krisis Pangan: 136 Ribu Hektare Lahan Sawah Beralih Fungsi, Pemerintah Kejar Swasembada Beras

Ancaman Krisis Pangan: 136 Ribu Hektare Lahan Sawah Beralih Fungsi, Pemerintah Kejar Swasembada Beras

Indonesia menghadapi tantangan serius dalam upaya mencapai swasembada pangan, khususnya beras. Data Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mengungkapkan fakta mengejutkan: alih fungsi lahan sawah mencapai 136 ribu hektare (ha) dalam kurun waktu dua tahun. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menegaskan bahwa angka ini menjadi hambatan besar dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan nasional yang terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk.

"Alih fungsi lahan sawah ini merupakan tantangan nyata," ujar Zulhas dalam Food Summit 2025 di Jakarta. "Penduduk kita terus bertambah, sementara kapasitas lahan pertanian di Jawa sudah mencapai titik jenuh. Kita perlu membangun lahan sawah baru secara signifikan untuk menutupi defisit yang ada."

Permasalahan ini diperparah oleh meningkatnya kebutuhan pangan seiring dengan pembangunan infrastruktur dan kawasan industri, yang sebagian besar dibangun di atas lahan pertanian produktif. Zulhas mencontohkan pembangunan kawasan industri yang banyak berlokasi di lahan sawah sebelumnya. Hal ini menciptakan dilema: di satu sisi lahan pertanian berkurang, di sisi lain kebutuhan pangan terus meningkat.

Upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini tidaklah mudah. Pembangunan lahan sawah baru di luar Jawa, misalnya di Kalimantan, menghadapi kendala berupa kondisi tanah yang beragam, mulai dari tanah payau hingga lahan gambut. Bahkan di daerah yang potensinya tinggi seperti Merauke, kendala investasi menjadi penghambat utama. "Investasi di sektor pertanian membutuhkan waktu yang panjang untuk menunjukkan hasil yang signifikan," jelas Zulhas. "Proyek Food Estate misalnya, diperkirakan baru akan memberikan dampak signifikan dalam 5-7 tahun mendatang."

Selain pembangunan lahan sawah baru, pemerintah juga berupaya mengoptimalkan lahan sawah eksisting seluas 7,4 juta ha. Namun, luas tanam saat ini hanya sekitar 10 juta ha, yang berarti rata-rata panen hanya 1,4 kali per tahun. "Kita perlu meningkatkan intensitas tanam. Masih banyak lahan yang hanya panen sekali setahun karena kendala irigasi dan ketersediaan air," tambah Zulhas. Pemerintah tengah berupaya keras untuk mengatasi masalah irigasi dan meningkatkan frekuensi panen.

Tantangan lainnya adalah ketersediaan pupuk. Pemerintah telah melakukan reformasi besar-besaran dalam skema penyaluran pupuk agar pupuk dapat tepat sasaran dan cepat sampai di tangan petani. Keberhasilan program ini sangat krusial untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung swasembada pangan.

Kesimpulannya, upaya pemerintah untuk mengatasi alih fungsi lahan sawah dan mencapai swasembada beras merupakan perjuangan yang kompleks dan memerlukan strategi terintegrasi. Tantangan meliputi pembangunan lahan sawah baru, optimalisasi lahan eksisting, peningkatan efisiensi irigasi, dan ketersediaan pupuk. Keberhasilan upaya ini akan menentukan ketahanan pangan Indonesia di masa mendatang.