Ibu Muda Hapus Tato Demi Buah Hati: Kisah Pertobatan dan Pengorbanan
Ibu Muda Hapus Tato Demi Buah Hati: Kisah Pertobatan dan Pengorbanan
Lisa (25), seorang warga Tanah Merah Atas, Plumpang, Koja, Jakarta Utara, menunjukkan komitmennya sebagai seorang ibu dengan mengambil keputusan yang cukup berani: menghapus tato di tubuhnya demi sang buah hati, Nizam (7). Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan. Nizam, yang masih duduk di bangku sekolah dasar, ternyata beberapa kali mengungkapkan rasa malunya kepada ibunya karena tato yang menghiasi kulit ibunya tersebut. Ungkapan malu Nizam kepada teman-temannya menjadi pemicu utama Lisa untuk menghapus tato tersebut.
"Dia bilang, 'Mah, hapus, malu sama teman-teman'," ujar Lisa, mengenang perkataan putranya. Permintaan Nizam tersebut bukan hanya sekadar keluhan anak kecil. Kata-kata itu menyentuh hati Lisa dan membangkitkan kesadaran akan pengaruh negatif tato terhadap perkembangan sosial Nizam. Perasaan malu yang dirasakan sang anak mendorong Lisa untuk mempertimbangkan kembali pilihan hidupnya di masa lalu dan mementingkan kebahagiaan dan kenyamanan anaknya.
Lisa mengikuti program penghapusan tato gratis yang diselenggarakan di Kantor Wali Kota Jakarta Utara pada Rabu (19/3/2025). Proses penghapusan tato, yang diakui Lisa cukup menyakitkan, dijalani dengan tekad yang kuat. Ibu muda ini mengungkapkan penyesalannya telah membuat tato di tubuhnya sejak tahun 2017, yang bermotifkan namanya dan gambar bunga mawar. Ia merasa keputusan tersebut dulu lebih didorong oleh rasa penasaran ketimbang pertimbangan yang matang.
"Dari 2017 penasaran dengan rasanya (ditato)," akunya. Kini, rasa penasaran itu telah tergantikan oleh rasa sayang dan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Pengalaman yang menyakitkan dalam proses penghapusan tato ini menjadi pembelajaran berharga bagi Lisa, dan ia berharap pengalamannya dapat menjadi pelajaran berharga bagi generasi muda. Lisa menekankan pentingnya memikirkan konsekuensi jangka panjang sebelum membuat keputusan yang dapat berdampak negatif pada diri sendiri dan lingkungan sekitar, terutama bagi anak-anak. Ia mengingatkan generasi muda agar tidak mudah terpengaruh tren semata dan membuat keputusan yang dapat mereka sesali di kemudian hari.
Proses penghapusan tato yang dijalani Lisa membutuhkan waktu dan beberapa kali perawatan. Namun, kesulitan tersebut tidak menyurutkan tekadnya untuk memberikan yang terbaik bagi Nizam. Kisah Lisa menjadi cerminan betapa besar pengorbanan seorang ibu demi kebahagiaan anaknya. Melalui pengorbanan ini, Lisa tidak hanya menghapus tato di tubuhnya, tetapi juga menghapus rasa malu yang dirasakan anaknya dan memperbaiki sebuah kesalahan di masa lalu, sekaligus memberikan contoh nyata tentang arti cinta dan pengorbanan seorang ibu.
Lisa berharap pengalamannya ini dapat menjadi pembelajaran bagi generasi muda agar tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan modifikasi tubuh. Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari setiap tindakan, terutama dampaknya terhadap lingkungan sosial dan keluarga.