Rahayu Saraswati: Mengimbangi Peran Ibu dan Legislator di Gedung Parlemen
Rahayu Saraswati: Mengimbangi Peran Ibu dan Legislator di Gedung Parlemen
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati, kembali menunjukkan keseimbangan antara peran sebagai ibu dan legislator. Dalam sebuah rapat kerja Komisi VII DPR RI bersama Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, dan jajarannya di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19 April 2025), Saraswati memimpin rapat sembari memangku putri kecilnya. Kehadiran sang buah hati di tengah forum resmi tersebut menambah dimensi unik pada jalannya rapat. Anak perempuan Saraswati tampak tenang dan duduk manis di pangkuan ibunya selama berlangsungnya rapat.
Meskipun memimpin rapat yang membahas hal-hal krusial seperti grand design pembangunan Ekonomi Kreatif, Saraswati mampu menjalankan tugasnya dengan profesional. Ia melaporkan bahwa rapat tersebut dihadiri dan ditandatangani oleh 23 dari 40 anggota Komisi VII DPR RI yang berasal dari 8 fraksi, memenuhi kuorum sesuai aturan DPR RI. Rapat yang dipimpinnya pun dibuka untuk umum, sesuai dengan undangan yang telah disebarluaskan sebelumnya. Pernyataan-pernyataan resmi yang disampaikan Saraswati menunjukkan komitmennya terhadap tugas sebagai anggota parlemen, terlepas dari kehadiran putrinya.
Ini bukan kali pertama Saraswati membawa anaknya ke tempat kerja. Sebelumnya, ia juga pernah melakukan hal serupa saat memimpin rapat dengan Menteri Pariwisata di Kompleks Parlemen pada 20 November 2024. Kepada Kompas.com, Saraswati menjelaskan bahwa ia berusaha untuk meluangkan waktu sebanyak mungkin bersama anaknya. Hal ini, menurutnya, penting untuk memperkenalkan dunia kerja dan peran perempuan di politik kepada sang putri. Lebih dari sekadar menghabiskan waktu bersama, tindakan ini juga mengandung pesan mendalam tentang peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Saraswati berharap dapat menjadi contoh yang baik bagi anak perempuannya, menunjukkan bahwa seorang perempuan dapat sukses dalam karir politik sekaligus berperan sebagai ibu yang penuh kasih sayang. Ia menggambarkan tindakannya sebagai 'walking the talk', menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai yang diyakininya.
Kehadiran anak Saraswati dalam rapat tersebut telah memicu beragam reaksi dan diskusi publik. Beberapa pihak mengapresiasi upaya Saraswati dalam menyeimbangkan peran ganda tersebut, sementara yang lain mungkin mempertanyakan kesesuaian tindakan tersebut dengan etika dan protokol parlemen. Terlepas dari berbagai perspektif, tindakan Saraswati mengangkat isu penting tentang tantangan yang dihadapi perempuan dalam menyeimbangkan tuntutan karir dan peran keluarga, khususnya di lingkungan kerja yang profesional dan formal seperti lingkungan parlemen. Tindakannya membuka diskusi publik tentang dukungan yang dibutuhkan perempuan untuk dapat berpartisipasi penuh dalam kehidupan publik tanpa mengorbankan peran mereka dalam keluarga. Peristiwa ini sekaligus menyoroti perlunya penyesuaian terhadap norma dan praktik kerja agar lebih inklusif dan mendukung partisipasi perempuan dalam berbagai bidang kehidupan.
Catatan: Informasi tanggal dan detail lain telah disesuaikan untuk menjaga konsistensi dengan berita asli, serta untuk keperluan re-writing dan menambahkan konteks tambahan agar memenuhi panjang kata yang diminta.